KILASJATENG.ID- RSUD Dr. Moewardi (RSDM) Solo menjadi Rumah Sakit pertama di Jawa Tengah yang melakukan tindakan Fetoskopi Laser Ablasio. Tindakan ini tergolong tindakan canggih kedokteran yang hanya dilakukan di beberapa senter layanan kesehatan di dunia.
Sampai saat ini Rumah Sakit di Indonesia yang mampu melaksanakan tindakan ini hingga kini baru tercatat ada enam Rumah Sakit yaitu, RSAB Harapan Kita dan RSUPN Cipto Mangunkusumo keduanya di Jakarta, RSUP Adam Malik Medan, RSAL Dr. Ramelan dan RSUD Dr. Soetomo di Surabaya,
“Dan RSUD Dr Moewardi Solo menjadi Rumah Sakit ke tujuh di Indonesia. Hal ini sesuai dengan harapan Kementerian Kesehatan, Indonesia akan memiliki 4 regio layanan yang mampu di akses masyarakat untuk tindakan ini yaitu kawasan barat, ibu kota, tengah, dan timur,” ujar Direktur RSUD Dr. Moewardi, Dr dr Cahyono Hadi.
Ia memaparkan, perhitungan dari data epidemiologi, ada lebih dari 1.000 kasus ini di Indonesia per tahunnya yang memerlukan pertolongan. Bukti ilmiah menunjukkan Fetoskopi Laser Ablasio mampu menyelamatkan lebih dari 80 persen kasus dibandingkan tanpa tindakan dengan angka keselamatan kurang dari 5 persen.
“Pada TTTS, terjadi ketimpangan arus darah antara kedua janin yang mengakibatkan satu janin memberikan darahnya kepada janin yang lainnya, sehingga berdampak kematian kepada keduanya. Fetoskopi Laser Ablasio ditujukan untuk memutuskan pembuluh darah penghubung yang menjadi penyebabnya,” kata Cahyono.
Ia mengungkapkan bahwa dengan Fetoskopi Laser Ablasio selain menyelamatkan janin dari kematian juga dapat mengurangi risiko kerusakan organ dan janin berpeluang lebih besar untuk dapat berkembang tanpa gangguan neurologis, jantung maupun fungsi kelenjar.
“Fetoskopi Laser Ablasi saat ini hanya dilakukan di senter-senter layanan kesehatan besar di Eropa, US, dan UK. Selain itu, di Malaysia, Thailand, dan Singapura masing-masing hanya ada satu senter yang bisa mengerjakan Fetoskopi Laser Ablasio ini. Sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk bisa menyediakan layanan serupa di Solo,” tandasnya.
Diketahui, Fetoskopi Laser Ablasio perdana pada janin kembar dengan usia kandungan 22 minggu berhasil dijalankan oleh Divisi Fetomaternal KSM Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi dengan pengampuan Tim Kemenkes RI dari RSAB Harapan Kita Jakarta di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Dr. Moewardi pada Sabtu 28 September 2024.
“Kami melakukan Fetoskopi Laser Ablasio mulai pukul 10.00 hingga 12.30 WIB. Sekitar 2,5 jam pasca tindakan, perut ibu sudah tidak kencang-kencang, tidak terjadi rembes ketuban, dan gerak janin aktif. Kemudian dari hasil evaluasi hari ketiga pasca tindakan, ketimpangan arus darah pada kedua janin sudah membaik,” ungkap Tim Fetomaternal RSDM.
Untuk menangani kondisi pasien tersebut, Divisi Fetomaternal KSM Obsgin RSUD Dr. Moewardi melakukan Fetoskopi Laser Ablasio dengan memasukkan teropong fiber optik canggih ke dalam rahim untuk mengidentifikasi pembuluh darah penghubung pada permukaan plasenta yang kemudian diputus dengan ablasi laser.
“Prosedur ini hanya memerlukan sayatan tunggal sepanjang 3 mm dan dilakukan dengan persiapan matang khususnya pemetaan lokasi kedua janin, sekat ketuban, plasenta, serta pembuluh darah penghubung menggunakan teknik ultrasonografi yang canggih dan kompleks,” jelas Direktur RSUD Dr. Moewardi.*