KILASJATENG.ID- Sejumlah stasiun di wilayah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta telah terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yang mendukung mobilitas masyarakat, khususnya pengguna kereta api (KA).
Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan inovasi untuk memberikan layanan transportasi terbaik. Salah satunya dengan menghadirkan stasiun yang terintegrasi ke berbagai wilayah Daop 6 Yogyakarta. Inovasi yang dilakukan Daop 6 ini sebagai upaya mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Selaras dengan tema HUT ke-79 KAI yakni Safety and Sustainability, Daop 6 Yogyakarta secara konsisten menciptakan akses ke transportasi umum lainnya secara aman, efisien, tetap menjaga lingkungan, dan mendukung kesejahteraan sosial-ekonomi di berbagai daerah,” ujarnya.
Adapun stasiun di wilayah Daop 6 Yogyakarta yang saat ini sudah mengintegrasikan berbagai macam moda transportasi baik darat dan udara yang menghubungkan antar wilayah diantaranya adalah Stasiun Yogyakarta terintegrasi dengan KA Jarak Jauh, KA Bandara YIA, Commuter Line, Trans Jogja, dan Damri.
Kemudian Stasiun Wates yang terhubung dengan KA Jarak Jauh, KA Bandara YIA, dan Commuter Line, disusul Stasiun Lempuyangan terkoneksi dengan KA Jarak Jauh, Commuter Line, dan Trans Jogja.
Selain itu terdapat Stasiun Klaten yang terintegrasi dengan KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, dan Commuter Line, kemudian Stasiun Purwosari terhubung dengan KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, KA Batara Kresna, Commuter Line, Bus Batik Solo Trans (BST), dan Wisata Kereta Jaladara.
Ada juga Yogyakarta International Airport yang terkoneksi dengan KA Bandara YIA dan penerbangan, Bandara International Adi Soemarmo yang terintegrasi dengan KA Bandara BIAS.
Dan Stasiun Solo Balapan terhubung dengan Terminal Tirtonadi, KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, Commuter Line, dan Bus Batik Solo Trans (BST) serta Stasiun Solo Jebres terkoneksi dengan KA Jarak Jauh, Commuter Line, dan Batik Solo Trans.
“Stasiun terintegrasi hadir untuk mempermudah dan mempercepat masyarakat menuju tempat tujuannya serta memperkuat konektivitas antar wilayah. Selain itu, sistem stasiun terintegrasi ini menjadi bentuk dukungan Daop 6 dalam mewujudkan mobilitas yang ramah lingkungan dan inklusif,” ujar Krisbiyantoro.
Keberadaan stasiun terintegrasi ini sangat membantu penumpang dimana saat ini jumlah penumpang per hari stasiun-stasiun tersebut cukup tinggi. Stasiun Yogyakarta tercatat menjadi stasiun dengan jumlah paling tinggi dengan 15.545 orang per hari. Di samping itu, Stasiun Yogyakarta juga menjadi stasiun teramai dengan jumlah 268 KA per hari.
“Dengan adanya stasiun yang terintegrasi ini kami berharap kolaborasi antar stakeholder semakin kuat dan masyarakat dapat mulai beralih ke transportasi umum untuk membantu menjaga kelestarian lingkungan,” pungkasnya.*