KILASJATENG.ID– Indonesia sukses mempertahankan tradisi Juara Umum setelah mengantongi enam medali emas di ajang Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 yang berlangsung di GOR Indoor Manahan Solo, 29 Oktober hingga 2 November 2025.
Enam medali emas tersebut masing-masing diraih Subhan/Rina Marlina di nomor Ganda Campuran SH 6, Dimas Tri Aji/Subhan di nomor Ganda Putra SH 6, Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila di nomor Ganda Campuran SL 3 – SU 5, Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah di nomor Ganda Putri SL 3 – SU 5, Leani Ratri Oktila di nomor Tunggal Putri SL 4 dan Qonitah Ikhtiar Syakuroh di nomor Tunggal Putri SL 3.
Atas hasil gemilang tersebut Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Senny Marbun, bersyukur karena Indonesia selain sukses menjadi tuan rumah Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 juga sukses mempertahankan gelar juara umum empat tahun berturut-turut.
“Saya mengucapkan selamat kepada para atlet yang sudah berjuang sehingga Indonesia bisa kembali mempertahankan gelar juara umum meski tingkat persaingan tahun ini lebih berat karena naiknya level turnamen,” ujarnya.
Terkait pelaksanaan Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 yang sukses digelar, Senny menegaskan hal tersebut menandakan Indonesia mampu menjadi tuan rumah event besar yang melibatkan banyak negara dunia.
“Semoga Indonesia dapat konsisten dengan terus menyelenggarakan event bergengsi ini di tahun-tahun kedepannya. Bahkan, targetnya Indonesia juga mendapat kepercayaan untuk menjadi tuan rumah untuk menggelar Kejuaraan Dunia para badminton,” kata dia.
Ucapan selamat juga diungkapkan Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo. Ia berharap, kemenangan dalam turnamen ini menjadi lecutan semangat dan motivasi agar terus berprestasi di level yang lebih tinggi lagi.
“Kami mengucapkan selamat untuk para pemenang. Seperti semangat yang kami bawa yakni Always On, kami berharap agar para atlet terus memiliki daya juang untuk meraih prestasi-prestasi yang jauh lebih prestisius di kancah dunia. Sementara bagi yang belum berhasil juara, jangan berkecil hati dan semoga bisa menjadikan turnamen ini sebagai pengalaman untuk bahan evaluasi,” ujar Tekno.
Sedangkan Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, meningkatnya status turnamen menjadi Grade 2 Level 1 berdampak pada persaingan perebutan podium di 21 nomor pertandingan.
Meski raihan emas tim Indonesia tidak sebanyak tahun sebelumnya (10 emas dari 20 kategori), namun ia tetap mengapresiasi daya juang skuad Garuda sebagai tuan rumah yang sudah memberikan perlawanan keras dari awal turnamen bergulir, serta kembali menjadi juara umum.
“Kami mengapresiasi perjuangan seluruh tim Indonesia pada turnamen ini sehingga kembali mempertahankan gelar juara umum Indonesia Para Badminton International. Kami harap hasil ini juga menjadi bukti bahwa meski persaingan semakin ketat, semangat mereka justru semakin berkobar. Di samping itu pula kami optimistis mata rantai ekosistem serta regenerasi atlet para badminton dapat terus terjaga secara baik,” kata Yoppy.
Sementara itu, penyumbang medali emas Indonesia, Qonitah Ikhtiar Syakuroh mengaku senang bisa naik ke podium juara 1 setelah mengalahkan wakil Nigeria, Mariam Eniola Bolaji yang berstatus unggulan kedua.
“Pertandingan final kali ini di luar ekspektasi karena saya cukup tegang di awal pertandingan. Dapat dikatakan lawan saya tadi di final adalah lawan terberat saya di kelas Tunggal Putri SL 3 karena dia memiliki power dan kelincahan lebih baik dari saya. Namun, di luar dugaan dia tidak bisa melanjutkan pertandingan karena mengalami cedera di gim pertama sehingga saya akhirnya keluar sebagai juara,” ujar Qonitah.


