Persiapan Tambah Jadwal Perjalanan KA Batara Kresna, Daop 6 Yogyakarta Uji Coba Prasarana Jalur Solokota-Wonogiri dengan Kecepatan Lebih Tinggi

oleh -274 Dilihat
KAI Daop 6 Yogyakarta melakukan uji coba prasarana di jalur Solo Kota – Wonogiri sebagai persiapan penambahan jadwal perjalanan kereta api (KA) Perintis, Batara Kresna serta penggunaan rangkaian baru pada pemberlakukan Gapeka 2025, Kamis 30 Januari 2025. (Foto: Putri Sejati)
KAI Daop 6 Yogyakarta melakukan uji coba prasarana di jalur Solo Kota – Wonogiri sebagai persiapan penambahan jadwal perjalanan kereta api (KA) Perintis, Batara Kresna serta penggunaan rangkaian baru pada pemberlakukan Gapeka 2025, Kamis 30 Januari 2025. (Foto: Putri Sejati)

KILASJATENG.ID- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta melakukan uji coba prasarana di jalur Solo  – Wonogiri sebagai persiapan penambahan jadwal perjalanan kereta api (KA) Perintis, Batara Kresna serta penggunaan rangkaian baru pada pemberlakukan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, Kamis 30 Januari 2025. 

Uji coba sendiri dilakukan dengan menggunakan rangkaian Lokomotif CC 206 dan dua gerbong restorasi mulai pukul 10.30 WIB yang dijalankan dengan kecepatan 60 sampai dengan 100 kilometer per jam (kpj). Atau jauh lebih cepat dibandingkan dengan KA Batara Kresna saat ini yang menggunakan rangkaian railbus dengan maksimal kecepatan 40 kpj.  

Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro mengatakan kecepatan sarana yang diujicobakan pada jalur tersebut memang lebih tinggi dari biasanya yaitu 60 kpj untuk relasi Stasiun Solokota-Wonogiri dan 100 kpj untuk relasi Stasiun Wonogiri-Solokota.

“Uji coba prasarana dengan kecepatan lebih tinggi ini dilakukan setelah proyek peningkatan prasarana selesai dilakukan oleh Ditjenka atau DJKA Kemenhub. Prasarana berupa peron tinggi di tiap stasiun dilakukan pengecekan dan di ukur ulang untuk memastikan ruang bebas aman dari bersinggungan antara body kereta dengan peron. Proses langsir di stasiun untuk pindah jalur di emplasemen stasiun juga di uji untuk memastikan prasarana pendukung perjalanan KA aman dan berfungsi baik,” ujarnya. 

Ia mengatakan bahwa hasil uji coba akan menjadi acuan pengoperasian KA Batara Kresna pada Gapeka 2025 mulai 1 Februari nanti.

Di sisi lain, karena adanya peningkatan kecepatan KA Batara Kresna dalam Gapeka 2025 nanti, Krisbiyantoro pun mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.

“Dikarenakan yang selama ini terbiasa dengan adanya kereta berkecepatan rendah 30 kpj, hari ini akan ada kereta dengan kecepatan untuk menguji prasarana baru lintas Solo kota – Wonogiri,” kata Kris.

Ia menambahkan, hari sebelumnya DJKA juga sudah mensosialisasikan uji coba ini dengan pemasangan spanduk himbauan keselamatan di semua perlintasan sebidang, rute Solo kota hingga Wonogiri. Dibantu juga dari unsur kewilayahan yang berkolaborasi dengan Unit PAM Daop 6 Yogyakarta. 

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat diantaranya, dilarang beraktivitas di jalur rel lantaran bukan kawasan tersebut bukan untuk area bermain, nongkrong atau tempat untuk beraktivitas lainnya meskipun hanya melewati saja. 

Baca Juga  Digi Koperasi Lengkapi Transformasi Digital Koperasi Lewat Fitur Kasir hingga Dashboard Nasional

Kemudian berhati-hati saat melewati perlintasan sebidang, khususnya bagi pengguna jalan. Saat melintas diimbau untuk selalu berhenti sejenak, tengok kiri-kanan, dan memastikan tidak ada kereta api yang melintas sebelum melanjutkan perjalanan.

Selain itu, tidak melanggar rambu keselamatan di sekitar jalur rel kereta api dan perlintasan sebidang. Utamanya tidak menerobos palang pintu yang sudah tertutup karena dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

“Uji coba prasarana dengan peningkatan kecepatan sarana di jalur Solo – Wonogiri merupakan langkah kami bersama pemerintah untuk meningkatkan efisiensi perjalanan dan kenyamanan pelanggan. Namun, keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk ikut mendukung upaya peningkatan keselamatan dijalur KA. Wujud dukungan yang kami harapkan bisa berupa memberikan ruang bebas jalur KA dari bangunan bangunan yang sangat dekat dengan jalur, ikut mendukung penutupan perlintasan² liar yang lebarnya 2 meter atau < 2 meter dan lebih berhati-hati di perlintasan sebidang atau di sekitar jalur KA demi menghindari potensi kecelakaan,” tutup Krisbiyantoro.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News