KILASJATENG.ID- Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Solo menggelar diskusi bersama dua pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo yang akan berlaga di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo bertempat di The Sunan Hotel Solo, Jumat 4 Oktober 2024.
Bertajuk “Sambung Rasa Kadin dengan Calon Pemimpin Kota”, Kadin Solo menghadirkan kedua paslon, yakni paslon nomor urut 01, Teguh Prakosa-Bambang “Gage” Nugroho dan paslon nomor urut 02, Respati Ardi-Astrid Widayani.
Dibagi dalam beberapa sesi, kedua paslon masing-masing diberikan waktu 3 hingga 5 menit untuk memaparkan gagasan terhadap tema yang dilemparkan narasumber. Mulai dari perkembangan ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD) hingga aglomerasi Solo Raya.
Seperti pertanyaan yang dilontarkan Ketua Dewan Penasihat Kadin Solo, Abdullah Suwarno. Ia meminta masing-masing paslon memaparkan strategi yang akan dilakukan terkait peningkatan PAD Kota Solo yang dua tahun belakangan ini selalu di bawah target.
Menanggapi pertanyaan itu, calon wali kota Solo nomor urut 2, Respati menilai dibutuhkan kreativitas dari pemimpin kota. Salah satunya dengan menggandeng pihak ketiga melalui skema kerja sama atau dana CSR.
“Swastanisasi ini jadi penting sekali, dana-dana CSR misalnya, bisa menjadi solusi agar tidak terlalu mengandalkan APBD. Dan wali kota dalam hal ini harus bisa menjadi brand ambassador untuk menarik pihak swasta. Terkait PAD, saya memikirkan untuk menambah satu hotel bintang lima di Kota Solo kemudian juga revisi Perda Pariwisata untuk mewujudkan Solo sebagai kota wisata,” ujarnya.
Sementara itu calon wakil wali kota Solo nomor urut 1, Bambang Nugroho menyebut kolaborasi dengan kepala daerah lain sangat penting untuk meningkatkan PAD. Termasuk kolaborasi dengan para pengusaha.
“Untuk meningkatkan PAD kita, kita akan coba investasi di kabupaten-kabupaten yang ada. Supaya apa, pariwisata kita yang sumber daya alam tidak ada, kita investasi di sana. Sehingga judulnya orang datang ke Surakarta, ayo ke Solo, orang bisa datang ke kabupaten-kabupaten. Dengan apa, kolaborasi,” kata Bambang.
Kemudian pertanyaan lainnya dilontarkan Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Informasi dan Advokasi Kadin Solo, Kresna Bayu Sangka. Ia menyebut terkait perkembangan indicator pendidikan Kota Solo yang cenderung naik, hanya saja antara kompetensi SDM dengan kebutuhan pasar yang dinamis belum ada sinkronisasi.
Menanggapi pertanyaan itu, calon wali kota Solo nomor urut 1, Teguh Prakosa mengatakan Solo soal SDM sudah ada infrastruktur untuk melatih warga Kota Solo dan sekitarnya yakni di Solo Techno Park (STP). Sedangkan untuk lapangan kerja, Teguh menyebut ada event job fair.
Namun, ia menilai dalam hal ini ada kelemahan juga yang sifatnya bukan tepat guna. Dimana para pemuda di Kota Solo cenderung hanya ingin ikut pelatihan namun enggan mencari kerja sesuai dengan pelatihan yang didapatkan di luar Kota Solo.
“Anak-anak kita meninggalkan Solo malas. Ini yang harus kita ubah. Kita biayai pelatihan di STP ada las, las di bawah air. Kan di Solo tidak ada yang membutuhkan las di bawah air. Apa mau ngelas ning jero (di dalam) sumur, tidak ada. Yang ada di luar Jawa semuanya. Jobnya ada, nyuwun sewu mboten wonten ingkang budal (mohon maaf, tidak ada yang mau berangkat),” ungkap Teguh.
Sementara itu calon Wakil Wali Kota Nomor urut 2 Astrid Widyani mengatakan, IPM didasari tiga dimensi yaitu pendidikan, kesehatan, dan standar kelayakan pendapatan. Ketiganya menurut dia harus berjalan seimbang sehingga pendidikan bisa berbicara soal pembangunan kota.
“Ketika kita berbicara peningkatan SDM, tidak lepas dari tiga hal itu. Dan Kota Solo sudah baik, terus meningkat. Tapi ketika kita lihat pemerataan pendidikan ini, kita implementasikan dalam sebuah kebijakan yang lebih tepat guna dan sasaran,” kata Astrid.*