Efektifkan Bangga Kencana, Kepala BKKBN Optimis Angka Stunting di DIY Terus Menurun

oleh -333 Dilihat
Kepala BKKBN, Dr. (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K)
Kepala BKKBN, Dr. (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K)

KILASJATENG.ID– Kepala BKKBN, Dr. (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) menegaskan dengan Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) angka target stunting di DIY makin lama semakin menurun. Adapun selaian melakukan berbagai intervensi, pendekatan berbasis budaya juga sangat berperan dalam percepatan angka stunting.

Dalam kegiatan Faslitasi Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Angka Stunting bersama Mitra Kerja Kota Yogyakarta di Ramayana Ballet Purawisata, Rabu (7/2/2024).

Dalam pertemuan bersama kader kesehatan dan masyarakat dr Hasto sapaan akrabnya menuturkan dari BKKBN DIY telah melaporkan bahwa target penurunan stunting di DIY sebesar 15,1% adalah target prevalensi untuk tahun 2023 kemarin.

BACA JUGA:Dari Kirab Gerobak Sapi hingga Penampilan Artis Bakal Ramaikan Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburg

Upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi gizi, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.

dr Hasto menegaskan apresiasi DIY yang menjadi salah satu provinsi yang memiliki angka stunting yang rendah, di bawah 20 persen.

DIY, imbuhnya masuk dalam 5 besar provinsi terbaik se Indonesia untuk penurunan angka stunting.

Selain DIY, provinsi yang memiliki angka stunting terendah di bawah 20 persen adalah Bali, DKI Jakarta, Lampung, dan Riau.

dr Hasto berharap jika penurunan angka stunting dapat diturunkan dengan dana keistimewaan (danais) dengan memanfaatkan potensi upacara budaya seperti Mitoni atau Tradisi Tedhak Siten.

Bebebrapa indikator yang mencerminkan stunting di antaranya tinggi dan berat badan kurang, kecerdasan berbeda dengan anak normal lain.

“Ada bonus demografi Indonesia kedepan yang harusnyakualitas SDM harus bagus dan angka stunting harus menurun,” bebernya.

BACA JUGA:Efektif Bantu Pencari Kerja, Masyarakat Berharap Program Kartu Prakerja Terus Berlanjut

Hadir dalam kegiatan ini Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menambahkan beberapa hal yang menyebabkan stunting seperti kualitas air, perokok pasif (ayah perokok dan si anak kerap menghisap asap rokok dirumah) dan sebagainya.

‘Artinya masalah stunting bukan hanya soal pangan saja namun lingkungan juga utamanya berpengaruh. Kami di DIY memiliki anggaran khusus untuk penanganan stunting dengan kolaborasi dengan pihak swasta,” tegasnya.

Eko menegaskan kader kesehatan yakni ibu ibu menjadi garda terdepan dalam upaya penanganan stunting di wilayah masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News