Latih 100 Pemimpin Muslim Muda, Salaam Summit 2023 Wujudkan Generasi Muda Sebagai Motor Perdamaian

oleh -315 Dilihat
Pengisi kelas dan pemberi materi dalam Salaam Summit 2023
Pengisi kelas dan pemberi materi dalam Salaam Summit 2023

KILASJATENG.ID-Indika Foundation menyelenggarakan program nasional Salaam Summit yang merupakan program pelatihan kepemimpinan bagi 100 muslim muda (17-24 tahun) di Hotel Inside Maguwoharjo Depok Sleman. Mereka dilatih agar mampu menerapkan perilaku damai serta memimpin diri atau orang lain berlandaskan Islam Wasathiyah (Islam berkeadilan), tasamuh (toleransi), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia), dan mantiq (logika). Program pelatihan itu diselenggarakan melalui serangkaian Zoom Class dan Kelas Offline di Yogyakarta. Lima peserta terbaik dalam Salaam Summit akan mendapatkan dana hibah untuk melaksanakan aksi keberlanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Program Director Indika Foundation, Muhammad Abie Zaidannas Suhud, menyampaikan alasan terselenggaranya Salaam Summit. “Muslim Muda sebagai mayoritas harus jadi motor utama dalam membina kedamaian di Indonesia. Maka dari itu, Indika Foundation berinisiatif untuk mengasah kemampuan pemimpin masa depan yang amanah, toleran, empatik dan adil,” ujarnya.
“Kami berharap dapat mencetak pemimpin muslim muda Indonesia yang mampu mewujudkan Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamin di Indonesia dan mendorong nilai-nilai perdamaian untuk semua anggota masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau etnis,” jelasnya.
Menteri Agama RI 2014-2019 Dr. (H.C.) KH. Lukman Hakim Saifuddin yang turut menjadi salah satu pengisi Kelas Offline dan Zoom Class pada sesi Islam Wasathiyah dalam Salaam Summit 2023 menjelaskan pentingnya Islam Wasathiyah. “Wasath berarti di tengah, moderat, tidak berlebihan dan tidak berkekurangan. Pemimpin muslim yang menerapkan prinsip Islam Wasathiyah adalah pemimpin yang adil dan berimbang. Ia tidak akan memaksa. Ia akan memberi ruang bagi yang lain untuk berbeda pendapat, menghargai pilihan keyakinan dan pandangan hidup seseorang,” ujarnya.

Selain kelas mengenai Islam Wasathiyah, Salaam Summit 2023 juga menghadirkan lima Zoom Class dan enam Kelas Offline lainnya dengan topik yang beragam. Sebanyak 24 tokoh nasional dan internasional juga tercatat menjadi pengisi kelas Salaam Summit, di antaranya General Secretary of the Muslim Council of Elders (MCE) H. E. Judge Mohamed Abdelsalam, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid, Direktur PeaceGeneration Indonesia Irfan Amalee, Country Director Search for Common Ground (SFCG) Indonesia Bahrul Wijaksana, Pendiri Institut Mosintuwu Lian Gogali, Managing Director Indika Foundation Ayu Kartika Dewi, hingga Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Siti Rofiah.

Mengisi Kelas Offline mengenai pengembangan karakter dan kompetensi memimpin, Siti Rofiah menyampaikan pentingnya kemampuan berpikir kritis bagi seorang pemimpin. “Seringkali, kita menyimpulkan suatu hal tanpa melihat fakta. Berpikir kritis melatih kita untuk mencerna, berefleksi, dan membuat keputusan yang berkualitas sehingga adil bagi semua pihak,” jelasnya.

Siti mengungkapkan antusiasmenya terhadap program Salaam Summit. “Saya sangat antusias terlibat di Salaam Summit karena program ini memberikan ruang bagi orang muda untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang esensial tersebut,” ujarnya.

Tak hanya Siti, kolumnis dan aktivis Kalis Mardiasih juga ikut berpartisipasi dalam Salaam Summit 2023 sebagai moderator. Kalis memuji hadirnya ruang bagi orang muda untuk memahami toleransi. “Melalui Salaam Summit, orang muda dapat belajar bahwa tasamuh (toleransi) bukan sekadar membiarkan perbedaan, tetapi lebih tentang sifat proaktif dari semua pihak yang terlibat untuk saling memahami dan peduli,” katanya.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News