Pemkab Sleman Targetkan TPS Sementara di Cangkringan Digunakan Pekan Depan: Kami Dikejar Waktu

oleh -218 Dilihat
Kepala DLH Sleman Ephipana Kristiyani
Kepala DLH Sleman Ephipana Kristiyani

KIlasjateng.id- Pemerintah Kabupaten Sleman saat ini tengah mempersiapkan lahan tempat penampungan sampah sementara di Cangkringan Sleman.

Dalam pemberitaan sebelumnya telah disebutkan bahwa Pemda DIY menjadikan lahan di Cangkringan Sleman yang berstatus Sultan Ground (SG) sebagai penampungan sampah sementara TPST Piyungan ditutup selama 45 hari terhitung mulai 23 Juli sampai 5 September 2023.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Epiphana Kristiyani menyampaikan, pasca TPST Piyungan ditutup pemerintah setempat bekerja cepat untuk mengatasi persoalan sampah di Sleman. Ia sendiri menyebut, berdasarkan jumlah penduduk Sleman produksi sampah dalam sehari mencapai 706 ton.

Namun sampah yang dikelola oleh pihaknya yang kemudian masuk ke TPST Piyungan sebanyak 331 ton perhari. Maka dari itu, seiring dengan penutupan TPST Piyungan selama 45 hari kemungkinan besar akan terjadi penumpukan sampah di lingkungan masyarakat.

Terkait dengan lokasi penampungan sampah sementara, menurutnya lahan di Cangkringan Sleman menjadi lahan yang paling siap untuk digunakan untuk mengcover penutupan TPST Piyungan untuk sementara waktu.

Karena sifatnya yang sementara, lahan yang berada di Umbulharjo itu akan digunakan selama dua bulan sembari TPST Piyungan kembali dibuka. “Kami kan dikejar waktu ini. Target kami Senin atau Selasa sampah sudah bisa ditumpuk, karena kalau tidak Sleman akan penuh dengan sampah, untuk itu kami harus mempersiapkan lokasinya,” kata Ephipana, Selasa, 25 Juli 2023.

Nantinya, lanjut Ephipana, tempat penampungan sampah sementara itu bisa digunakan oleh Kabupaten Sleman sendiri maupun dengan Kota Yogyakarta. Diharapkan, dengan menggunakan lahan seluas dua hektar itu dapat menampung sampah 300 ton perhari.
“Kota (Yogyakarta) sekitar 200 (ton perhari) dan Sleman kami yakin 100 (ton) perhari,” ujar dia.

Meskipun sudah dipersiapkan lahan alternatif pembuangan sampah sementara, ia menegaskan dan mengajak masyarakat untuk merubah gaya hidup dengan produksi sampah yang tinggi agar kedaruratan sampah ini tidak lagi terulang.

Pihaknya menganjurkan masyarakat membuat jugangan dimana sampah organik dapat ditimbun di tempat itu dan nantinya sampah akan menjadi kompos yang bermanfaat untuk tanaman. Yang paling penting, katanya, masyarakat perlu memilah antara sampah organik dan anorganik agar sampah yang tidak terurai di tanah dapat dikelola kembali.

“Kalau ada kegiatan harus berpikir gimana tidak menimbulkan sampah. Kalau punya sampah dipilah, itu hal penting. Kalau campur mau digunakan apa, dikelola banyak kesulitan, dijual tidak ada yang beli. Sampah organik bisa dijadikan pakan ternak, ikan, atau diolah jadi eco enzyme,” tandasnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News