Praktik Inovasi Pemasaran: Peran Penting Kesadaran Merek dan Ijin Edar BPOM bagi UKM Minuman Herbal di Bayat-Klaten

oleh -5 Dilihat
KILASJATENG.ID- Sejak pandemi Covid 19 awal februari 2020 lalu, permintaan pasar akan produk jamu tradisional meningkat drastis. Hal ini dipicu karena kebutuhan masyarakat untuk menjaga stamina tubuh agar tidak rentan terserang virus covid. Produk jamu tradisional saat pandemic kemarin bermunculan, sangat banyak produk jamu hasil produksi rumah tangga. Tahun 2023 mahasiswa KKN dari kampus UNS memberikan pendampingan bagi masayarakat di desa Jarum, Kecamatan Bayat tentang Teknik budidaya empon-empon, dalam rangka memanfaatkan area pekarangan rumah warga di desa Jarum.
Selain diberi pelatihan teknik budidaya, warga masyarakat di desa tersebut juga diberi pelatihan untuk membuat minuman jamu tradisional dengan bahan baku kunyit dan jahe merah. Olahan minuman jamu yang dibuat berupa minuman jamu serbuk dan cair.
Desa Jarum di kecamatan Bayat sebagai satu desa yang masyarakatnya sangat kreatif dan desa Jarum juga dikenal dengan produk unggulan desa seperti Batik tulis dan gerabah.  Semasa pandemi usaha masyarakat di desa tersebut semakin bervariatif, mulai dikenal produk makanan olahan, makanan olahan seperti minuman herbal dan rambak kulit saat pandemik mengalami pertumbuhan penjualan.
Yekti Utami, Dosen Manajemen UPN Veteran Yogyakarta menuturkan kelompok masyarakat yang akan didampingi adalah kelompok Wanita Tani atau KWT Matahari di desa Jarum, Kecamatan Bayat sebagai salah satu pelaku UKM yang eksis di era Pandemik karena kemampuan strategisnya untuk membidik produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
KWT matahari beranggotakan 24 orang dan sebagian anggota memiliki profesi perajin batik. Perajin batik beralih gabung dengan kelompok ibu-ibu yang memproduksi minuman jamu herbal dipicu karena penjualan batik mereka sepi, tidak ada pembeli mau membeli produk baik tulis selama pandemic. Saat pandemik, banyak masyarakat fokus pada upaya untuk menjaga stamina dan kebugaran badan dan produk minuman herbal seperti kunir asem, temulawak, jahe merang, gingseng dan lain sebagainya sangat diminati.
[irp posts=”9611″ ]
KWT Matahari pertama melakukan produksiperdana pada akhir tahun 2020 yakni dengan memproduksi minuman jamu tradisional dalam bentuk serbuk dan hanya dua varian yakni minuman kunyit asam dan jahe merah. Mengingat permintaan pasar yang semakin meningkat, maka KWT Matahari saat ini telah memproduksi 11 varian minuman jamu tradisional, namun semuanya diproduksi dalam bentuk serbuk.
Paska pandemic permintaan sudah melandai atau tidak ada pertumbuhan lagi dan pengurus berharap pada mitra dagang mereka yang membantu menjualkan produk mereka dengan sistem titip jual. Selain titip jual keberbagai toko kelontong dan supermarket di wilayah kecamatan tersebut, pengelola menjual produknya melalui pemasaran mulut ke mulut.
Pengelola telah membuat katalog produk, meskipun sangat minim informasi dan produk telah dikemas baik dengan kemasan primer dan sekunder. Kemasan primer berbahan plastik untuk menjaga agar produk lebih terjaga kualitasnya, dan kemasan sekunder dengan kertas sudah diberikan informasi terkait merek produk dan informasi bahan baku serta alamat KWT.
Informasi dalam kemasan masih dinilai sangat minim, sehingga kemasan dinilai belum berdaya jual tinggi. Tim Abdimas telah melakukan need and assessment, untuk menggali permasalahan KWT Matahari  dan telah merancang sejumlah permasalahan yang mendesak perlu penanganan serta merancang solusi secara bersama-sama .
Sebelum melakukan kegiatan pendampingan tim pengabdi dari LPPM UPN Veteran Yogyakarta yang diketuai oleh Dra Yekti Utami, M.Si mengidentifikasi  prospek usaha KWT Matahari sangat bagus karena beberapa keunggulan yang dimiliki KWT Matahari yakni:
1. Etos kerja anggota sangat tinggi dan semangat untuk memperbaiki kualitas hidup rumah tangga mereka
2. Beberapa kali program pendampingan telah diberikan oleh Disnaker, UMKM dan Koperasi Kabupaten Klaten, menunjukkan kepemihakan pemerintah desa dan kabupaten cukup baik
3. Ketrampilan berproduksi sangat baik, meskipun penggunaan alat masih sangat sederhana dan beberapa alat kurang layak masal penggunaan alat berbahan plastik, menggunakan tungku dan bahan bakar kayu yang perapiannya kurang maksimal
4. Kemampuan berproduksi sudah terus menerus, meskipun terkadang kapasitas produksi kurang seimbang dengan permintaan pasar
5.Harga kompetitif, artinya harga lebih murah dibandingkan pesaing mereka karena kesediaan anggota untuk menerima margin yang kecil, Perlu menghitung ulang kalkulasi harga pokok produksi untuk patokan harga pokok penjualan yang tepat.
Untuk mendukung keberlanjutan usaha, tim memberikan penyuluhan sekaligus praktik pendampingan teknis seperti pelatihan pemasaran digital berbasis media sosial instagram, memberikan pendampingan teknis pengurusan ijin edar dari BPOM, edukasi merek dagang serta penyusunan pembukuan yang bankable bagi KWT Matahari di desa Jarum Bayat Klaten. Kegiatan penyuluhan dan praktik
 pendampingan telah dilakukan di bulan agustus 2025, dengan diikuti seluruh anggota kelompok. Untuk meningkatkan produktifitas, tim juga memberikan bantuan alat produksi seperti mesin parutan empon-empon, kompor serta wajan guna mendukung peningkatan kapasitas produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News