KILASJATENG.ID – Dalam upaya mendorong riset di delapan bidang prioritas, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI telah mengalokasikan dana sebesar Rp1,8 triliun. Bidang-bidang tersebut mencakup pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.
“Kami sedang mempersiapkan skema pendanaan yang akan memungkinkan peneliti meraih dana langsung saat memenangkan grant riset,” ungkap Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie dalam konferensi pers Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Bandung.
Menurut Christie, delapan bidang tersebut dipilih berdasarkan arahan spesifik dari Presiden RI Prabowo Subianto. Hal ini sejalan dengan cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju, dengan fokus pada ketahanan energi dan pangan. “Kita perlu sekali ketahanan energi untuk menjadi negara yang bisa swasembada energi, juga untuk pangan, sangat penting sekali (mewujudkan) ketahanan pangan,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada peningkatan insentif riset, Kemdiktisaintek juga berupaya memperbaiki regulasi guna mengurangi beban administrasi para peneliti dan industri. Christie menambahkan bahwa dalam kurun waktu sembilan bulan pemerintahan, dana riset telah berhasil ditingkatkan hampir dua kali lipat—sekitar 80 persen—dan akan disalurkan langsung kepada peneliti-peneliti di universitas.
Konvensi KSTI 2025, yang berlangsung pada 7-9 Agustus, mengundang lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi di Indonesia dan 1.000 peneliti terbaik di negara ini. Acara ini berfokus pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas yang telah ditetapkan.
Seluruh sektor tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis Indonesia menuju kemandirian teknologi dan peningkatan daya saing global. Ini menandai upaya serius pemerintah mendukung penelitian dan inovasi sebagai pendorong utama dalam mencapai visi Indonesia menjadi negara maju. (MAQ)