Sikapi Pasokan Jagung yang Tak Stabil, Peternak Ayam Petelur Deklarasi di UGM Minta Pemerintah Turun Tangan Pastikan Distribusi Merata

oleh -332 Dilihat
Rembuk Nasional dengan tema “Menyongsong Panen Jagung 1,9 juta ton” di Auditorium Fakultas Peternakan UGM Jogja, Kamis (29/2/2024).
Rembuk Nasional dengan tema “Menyongsong Panen Jagung 1,9 juta ton” di Auditorium Fakultas Peternakan UGM Jogja, Kamis (29/2/2024).

KILASJATENG.ID-Peternak ayam petelur yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional mengeluhkan pasokan jagung sebagai bahan pokok makanan ayam petelur yang tak stabil. Mereka berharap campur tangan pemerintah melalui Bulog untuk mengatasi pasokan jagung dengan harga yang terjangkau.
“Kami dari asosiasi peternak telur khususnya yang mandiri berharap bisa mendapatkan jagung dengan mudah dan harga terjangkau karena selama ini pasokan jagung yang dirasa belum merata,” ujar anggota Pinsar Petelur Nasional, Jeni Suliastini di sela Rembuk Nasional dengan tema “Menyongsong Panen Jagung 1,9 juta ton” di Auditorium Fakultas Peternakan UGM Jogja, Kamis (29/2/2024).
Acara tersebut digelar oleh Pinsar Petelur Nasional (PPN) bersama Pinsar Indonesia (PI), Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) dan 5 Koperasi Peternak Layer.
Diskusi menghadirkan Prof Ali Agus (Dekan Fakultas Peternakan UGM), Ketua Bapanas Arief Prasetya Adi dan Yudianto Yosgiantoro selaku Ketua Rumah Bersama (asosiasi seluruh peternak se-Indonesia).
Jeni menjelaskan peternak telur mandiri memang harus tergabung dengan asosiasi. Sebab jika tidak berasosiasi akan sulit komunikasi dengan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya saja saat harga jagung meroket dan ketersediaan tak merata seperti saat ini. “Tujuan asosiasi agar bisa membangun komunikasi dengan steakholder untuk mencari solusi masalah bersama,” tambahnya.
Terkait masalah jasalah jagung, dia menyebut saat ini komoditi tersebut diperebutkan banyak pihak. Mulai dari pengusaha pangan peternak sapi hingga perusahaan etanol yang mulai mengambil jagung. “Kami (peternak) selalu kalah mendapatkan jagung. Belum ditambah ada Elnino yang membuat panen jagung mundur hingga kami kesulitan memperoleh jagung,” jelasnya.

Dia menyebut setelah ada komunikasi dengan pemerintah, kemudian datang jagung impor yang lumayan membantu. Namun masalah lain timbul lantaran harga malah melonjak. “Oleh karenanya kami ingin difasilitasi dengan Bulog. Sebab ga mungkin kami bersaing dengan perusahaan besar. Berharap Bulog bisa mendistribusikan jagung dengan merata,” ujarnya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof Ali Agus menambahkan semua memahami dan menyadari jika persoalan pangan dan telur jadi perhatian. “Ada persoalan jagung sebagai bahan utama. Dampak Elnino menjadikan musim panen jagung mundur. Padahal ayam tiap hari butuh makan,” jelasnya.
Pihaknya pun mendorong agar jagung selalu tersedia dengan kualitas yang memadai. “Harus ada akslerasi program pemerintah. Kementan sudah bekerja keras melakukan percepatan untuk memenuhi kebutuhan jagung,” ujarnya.
Ketua Bapanas Arief Prasetya Adi menjelaskan pihaknya mendorong Bulog untuk mencadangan pasokan jagung. “Saat ini stok jagung di Bulog masih cukup dan dalam proses untuk disalurkan kepada peternak mandiri,” ujarnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News