Tampil Nyeleh Pakai Baju Jukir di Pawai Pembangunan, Ini Alasan Gibran

oleh -386 Dilihat
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengenakan seragam jukir saat Pawai Pembangunan Perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan RI, Jumat 18 Agustus 2023.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengenakan seragam jukir saat Pawai Pembangunan Perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan RI, Jumat 18 Agustus 2023. (Foto: Putri Sejati)

Kilasjateng.id – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka membuat kejutan dalam Pawai Pembangunan Peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Jumat 18 Agustus 2023. 

Di saat para pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) lainnya mengenakan pakaian resmi, Gibran justru memilih menggunakan seragam juru parkir (jukir) Kota Solo. Yakni kemeja kancing berwarna biru muda dengan aksen hitam pada bagian kantong dan ujung lengan lengkap dengan name tag “Mas Gibran” dan tulisan “Petugas Parkir” di bagian punggung.

Seragam jukir tersebut membuat penampilan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut terlihat kontras dengan Forkopimda lainnya. Pasalnya, yang lain mengenakan baju resmi. Wakil Wali Kota (Wawali) Solo, Teguh Prakosa misalnya yang mengenakan baju khas Bung Karno, kemudian Ketua DPRD Kota Solo, Budi Prasetyo yang mengenakan baju adat betawi. Sedangkan Forkopimda lainnya, mulai dari Danrem 074/Warastratama, Kolonel Inf Ali Akhwan, Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi, Danlanud Adi Soemarmo, Marsma TNI Ridha Hermawan mengenakan baju dinas. Bahkan putra sulung Gibran, Jan Ethes Srinarendra yang ikut pawai mengenakan baju TNI.  

Ditanya mengenai alasan memilih menggunakan seragam jukir Kota Solo, Gibran mengatakan tak ada niatan khusus mengenakan baju tersebut. 

”Ya nggak apa-apa,” katanya saat ditemui usai pawai. 

Jawaban serupa juga diutarakannya saat ditanya apakah ada pesan khusus dari pakaian yang ia kenakan dalam Pawai Pembangunan, mengingat dulu ia pernah geram dengan oknum jukir yang nekat menaikkan tarif parkir di luar ketentuan hingga menimbulkan banyak keluhan dari masyarakat.

“Nggak ada pesan apa-apa. (Hanya) meramaikan pawai saja. Penyumbang retribusi, nggak ada maksud apa-apa,” katanya.* 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News