Kilasjateng.id – Bagi generasi 70-an hingga 90-an pastinya tak asing dengan grup lawak legendaris asal Kota Solo, Srimulat. Bahkan bisa dibilang masa kecil mereka dilalui dengan menyaksikan dagelan khas yang disajikan Gepeng, Bendot, Asmuni, Basuki, Timbul Suhardi, Mamiek Prakoso, Djudjuk Djuariah, Eko DJ, Bambang Gentolet, dan Gogon setiap pekan melalui acara televisi kala itu.
Meski mengalami bongkar pasang personel dan sebagian besar personel seniornya telah almarhum, namun nama Srimulat tetap dikenal di Tanah Air. Apalagi nama grup lawak tersebut senantiasa diperkenalkan seiring perjalanan zaman oleh anak cucu para personelnya.
Karena itu, tak berlebihan jika dalam peringatan 70 tahun Srimulat tahun ini mengambil slogan ‘Srimulat Tak Pernah Tamat’ untuk mengenang peran grup lawak nasional itu dalam menghadirkan hiburan bagi publik lewat guyonan-guyonan khas yang tak lekang oleh zaman.
Dan untuk mewujudkan hal itu, Museum Gubug Wayang Mojokerto dan Museum Keris Nusantara Kota Solo bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan menyelenggarakan Pameran Wayang Golek Srimulat Abadi.
“Kami berharap anak muda juga mengenal dan tahu bahwa Kota Solo pernah memiliki grup lawak yang legendari dan mempelopori komedi di Tanah Air. Karena itu, saat pimpinan Museum Gubug Wayang mengutarakan niat untuk membuat wayang golek dengan karakter pemain Srimulat, kami tidak keberatan karena ini bisa menjadi cara mengenalkan Srimulat kepada generasi selanjutnya,” ujar Eko Saputro alias Koko, putra Kho Tjien Tiong alias Teguh, pendiri Srimulat dalam pers conference di Imperial Taste The Sunan Hotel Solo, Rabu 2 Agustus 2023.
Pameran sendiri akan digelar selama satu bulan penuh mulai tanggal 8 Agustus hingga 8 September 2023 di Museum Keris Nusantara Kota Solo.
Selain pameran wayang golek, juga akan dilakukan launching buku ‘Berpacu dalam Komedi dan Melodi Teguh Srimulat’ karya Herry Gendut Janarto. Dimana buku ini menceritakan tentang kisah Kho Tjien Tiong alias Teguh yang membangun sebuah kelompok lawak untuk istrinya, Raden Ayu Srimulat yang berdarah Jawa, dengan sebutan ‘Aneka Ria Srimulat’.
“Dasar pemikirannya sederhana, bahwa ia mendirikan rombongan Aneka Ria Srimulat sekadar untuk menyajikan hiburan segar sehat bag masyarakat dan hidup tenteram layak bermartabat bersama segenap anak buahnya. Lain tidak!,” ungkap Herry.
Sementara itu, Kepala UPT Museum Solo, Bonita Rintyowati mengatakan pihaknya mendukung digelarnya Pameran Wayang Golek Srimulat Abadi karena sudah seharusnya Pemkot Solo ambil bagian dalam melestarikan nama Srimulat sebagai grup lawak legendaris.
“Apalagi Srimulat lahir di Kota Solo. Sehingga kita harus terus mengenalkannya kepada masyarakat khususnya generasi muda,” ucapnya.*