Dari Danur hingga Children of Heaven, MD Pictures Hadirkan Kejutan di JAFF Market 2025

oleh -2 Dilihat
KILASJATENG.ID- MD Entertainment kembali menjadi salah satu pusat perhatian pada gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market 2025 yang berlangsung 29 November–1 Desember di Jogja Expo Center. Pada edisi kedua tahun ini, MD hadir dengan rangkaian acara interaktif, peluncuran proyek baru, hingga pengenalan jajaran film yang akan tayang pada 2025–2026.
Salah satu program yang mencuri perhatian adalah talkshow kreatif “Uncovering the Mystery Behind JANUR IRENG”, yang menghadirkan sutradara Kimo Stamboel dan aktris Gisellma, salah satu pemain Janur Ireng: Sewu Dino the Sequel yang akan rilis pada 24 Desember 2025. Sesi ini disambut antusias pengunjung yang penasaran dengan proses kreatif di balik sekuel franchise horor populer tersebut.
MD juga memperkenalkan deretan film baru yang akan mengisi layar bioskop tahun depan. Salah satu yang paling ditunggu adalah Danur the Last Chapter, film penutup dari semesta Danur karya sutradara Awi Suryadi. Pengunjung JAFF Market bahkan berkesempatan bertemu langsung dengan Zee Asadel, salah satu pemeran film tersebut, dalam sesi meet and greet.
Tidak berhenti di sana, MD turut mengumumkan proyek adaptasi besar yang akan tayang pada 2026, yakni remake film legendaris Iran Children of Heaven. Film yang pernah masuk nominasi Oscar 1998 untuk kategori Best Foreign Language Film ini akan disutradarai Hanung Bramantyo, dengan dua aktor muda berbakat — Jared Ali dan Humaira Jahra — yang memerankan kakak-adik Ali dan Zahra. Hanung juga berbagi pengalamannya dalam talkshow “Children of Heaven: The Art of Film Adaptation” di booth MD.
Di jajaran horor, MD kembali menantang adrenalin penonton dengan remake film Korea Selatan Gonjiam: Haunted Asylum (2018). Versi Indonesia yang berjudul Rumah Sakit Angker Korea ini akan disutradarai Anggy Umbara dan dibintangi Arbani Yasiz, Elang El Gibran, Saputra Kori, dan kreator konten Jang Hansol. Film ini dijadwalkan tayang pada 2026.
MD juga mengonfirmasi bahwa Kimo Stamboel kembali memperkuat semesta Danur dengan menyutradarai Ivanna 2, yang digadang-gadang menjadi salah satu film andalan MD untuk bersaing di box office tahun depan.
CEO & Founder MD Entertainment, Manoj Punjabi, menegaskan komitmen MD untuk terus membuka ruang baru dalam industri perfilman Indonesia.
“Ambisi kami bukan berhenti di sini. Kami ingin membawa film-film MD ke pasar internasional dan membuktikan bahwa kami adalah the biggest content powerhouse in South East Asia. Apa pun film yang bagus akan kami perjuangkan,” ujarnya.
[irp posts=”9598” ]
Dalam semangat kolaborasi, MD juga menggelar talkshow bertajuk “Set, Space, Story: Saat Ruang Bercerita bersama TACO”. Berkolaborasi dengan TACO Group, perusahaan penyedia material interior–eksterior berkualitas premium, sesi ini membahas bagaimana elemen ruang dapat memperkuat atmosfer dan estetika produksi film. Melalui JAFF Market 2025, MD resmi membuka peluang kolaborasi untuk berbagai proyek kreatif di masa mendatang.
Sebagai perusahaan media yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki rekam jejak kuat — termasuk keberhasilan KKN di Desa Penari sebagai film horor terlaris Indonesia sepanjang masa — MD Entertainment menegaskan posisinya sebagai pelopor industri dengan inovasi berkelanjutan. Setelah mengakuisisi dan meluncurkan MDTV pada awal 2025, MD kian memperluas distribusi kontennya di televisi dan platform digital, menghadirkan cerita berkualitas kepada audiens yang lebih luas.
Pada JAFF Market kali ini, Hanung juga ikut mengisi talkshow interaktif berjudul “Children of Heaven: The Art of Film Adaptation” di booth MD. Hanung Bramantyo mengatakan lokasi syuting di Indonesia sebagian besar tidak bagus untuk anak karena itu saat membesut fim Children of Heaven berusaha menghadirkan suasana yang ramah anak mulai lokasi hingga durasi syuting. “Khusus anak anak dibatasi maksimal 8 jam. Kalau artis lain bisa 10 sampai 12 jam. Kalau anak syuting mulai jam 6 sampai pukul 18.00 wib, ” kata Hanung.
Hanung bercerita sempat membatalkan syuting karena salah satu pemeran anak menderita ‘cantengan’ di kakinya. Hanung mengakui film original buatan Iran dan disutradarai Majid Majidin ini masuk nominasi Oscar di tahun 2006. Sedangkan sang sutradara adalah spesialis film festival dengan kisah masyarakat kelas menengah ke bawah. Namun, setelah nonton ulang film aslinya suami Zaskia Adya Mecca ini tidak selalu menampilkan kemiskinan tetapi mengeksploitasi keberdayaan seseorang.
“Film aslinya mengusung kesedihan dan air mata. Tapi setelah mendapatkan inside baru, tidak selalu mengumbar kemiskinan dan berharap film ini bisa dinikmati semua orang. Saya bikin ulang film ini lebih dramatis setelah skenario ditulis ulang,” imbuh Hanung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News