KILASJATENG.ID– Sejumlah pemain unggulan dari 22 negara sama-sama memiliki tekad untuk bisa meraih podium juara dalam Polytron Indonesia Para Badminton International (PIPBI) 2025 yang digelar di GOR Indoor Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah.
Apalagi turnamen yang didukung Bakti Olahraga Djarum Foundation tersebut tahun ini naik kelas menjadi berstatus Grade 2 Level 1 di kalender BWF. Karena itu, tak heran jika 112 atlet dari 22 negara berlomba-lomba untuk bisa memenangkan laga.
Salah satunya peraih medali emas Paralympic Games 2020 dan 2024 kategori Tunggal Putra SL 4, Lucas Mazur. Atlet asal Perancis ini jauh-jauh terbang ke Solo bersama 10 pemain terbaik lainnya untuk bisa mendapatkan gelar juara di PIPBI 2025.
“Saya datang ke Indonesia dan bermain di ajang ini tentu saja ingin pulang dengan membawa medali emas. Saya akan berusaha keras guna memastikan target tersebut dapat terwujud. Ke depannya tentu saya ingin kembali memenangi medali emas di Paralympic 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat,” kata Lucas.
Pria berusia 27 tahun ini turun di sektor tunggal dan ganda pada Polytron Indonesia Para Badminton International 2025. Meski menelan kekalahan di pertandingan pertama kontra perwakilan India, Abhijeet Sakhuja tak membuatnya patah arang.
Ia bangkit dan menyapu empat kemenangan beruntun. Dua kemenangan diantaranya diraih di kelas tunggal putra ketika meladeni wakil Thailand, Siripong Teamarrom dan pemain unggulan pertama di PIPBI 2025, Sukant Kadam (India). Di sektor ganda putra, Lucas juga menuai hasil maksimal atas Cheah Liek Hou/Ruthick Ragupathi (Malaysia/India) dan Fang Jen-Yu/Pu Gui Yu (Chinese Taipei).
Target serupa juga dipatok unggulan pertama Tunggal Putri WH 2 asal Peru, Pilar Jauregui. Ia menyambut antusias keikutsertaan perdana pada turnamen para badminton di Indonesia dimana ia mampu tampil impresif dan hanya mengalami satu kekalahan dari delapan penampilan di nomor Tunggal Putri WH 2, Ganda Campuran WH 2, dan Ganda Putri WH 2. Kekalahan itu terjadi saat melawan Ganda Putri kombinasi Man Kei To (Belgia)/Xu Tingting (China).
“Saya sangat senang bisa bertanding di Indonesia. Turnamen ini sekarang berstatus Grade 2 Level 1, jadi penting untuk peringkat dunia saya. Persaingan di level ini tergolong berat karena begitu banyak atlet hebat dari berbagai negara, tetapi saya ingin menikmati setiap pertandingan dan memberikan yang terbaik,” kata Pilar.
Pilar juga memuji kualitas penyelenggaraan dan atmosfer kompetisi Polytron Indonesia Para Badminton International 2025. Ia menyebut, perjuangannya untuk turut andil pada PIPBI 2025 dengan perjalanan panjang dari Peru ke Indonesia terbayar karena berbagai fasilitas mumpuni, lawan tanding yang berkualitas, dan faktor lain yang membuatnya berkesan.
“Walau cuacanya panas dan lapangan terasa berat tetapi saya sudah bisa beradaptasi. Semuanya juga sudah disiapkan dengan baik, hotel dekat, makanan enak, suasananya menyenangkan. Buat saya, Indonesia selalu menjadi negara yang spesial. Pecinta bulu tangkis di Peru tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara terbaik di dunia dalam bulu tangkis, baik dulu maupun sekarang. Saya juga ingin melihat bagaimana pemain-pemain Indonesia berlatih karena mereka sangat kuat dan mungkin kami bisa mengadakan latihan bersama dengan atlet-atlet Indonesia di sini,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu atlet andalan Indonesia, Rina Marlina mengaku semakin bersemangat menghadapi persaingan dalam Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 yang diikuti oleh lebih banyak pemain papan atas dunia.
Menurutnya, peningkatan peserta dari berbagai negara membuat kompetisi menjadi lebih ketat, terutama di nomor Tunggal Putri SH 6 yang kini mulai diramaikan pemain-pemain muda dengan kemampuan yang terus berkembang. Rina menyebutkan bahwa lawan terberat dalam kelasnya datang dari India dan Peru yang masing-masing memiliki atlet berpengalaman dan tangguh di level internasional.
“Menurut saya, dengan adanya peningkatan level turnamen membuat persaingan sekarang makin ketat karena pemain dunia terus bertambah, terutama di nomor Tunggal Putri SH 6. Lawan terberat sebenarnya dari India dan Peru, karena mereka punya pemain kuat yang semakin berkualitas. Atlet muda dari negara lainnya juga terus mengalami peningkatan kualitas sehingga kami harus terus berusaha tampil maksimal,“ ujar Rina
Meski kompetisi semakin sengit, sejauh ini Rina mampu tampil gemilang dengan menorehkan empat kemenangan dan hanya menelan satu kekalahan di Polytron Indonesia Para Badminton International 2025. Di nomor Ganda Campuran SH 6, Rina yang berpasangan dengan Subhan mampu mengandaskan pasangan Inggris, Jack Shephard/Anya Butterworth dan ganda Thailand, Natthapong Meechai/Chai Saeyang.
Ia juga menuai kemenangan mudah saat berhadapan dengan wakil Peru, Rubi Milagros Fernandez dan Tunggal Putri Inggris, Anya Butterworth. Satu-satunya kekalahan yang dialami Rina terjadi ketika berhadapan dengan Tunggal Putri unggulan pertama di turnamen ini, Nithya Sre Sumathy Sivan dari India.
Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 sendiri diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai kekuatan dunia yaitu Australia, Belgia, Brazil, China, Chinese Taipei, Denmark, Egypt, Inggris, Perancis, German, India, Malaysia, Nigeria, Peru, Singapura, Spanyol, Thailand, Uni Emirat Arab, Ukraina, Amerika Serikat, Wales dan tuan rumah Indonesia. PIPBI 2025 mempertandingkan 21 nomor pertandingan dengan klasifikasi WH 1, WH 2, SL 3, SL 4, SU 5 dan SH 6.
Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 masih akan berlangsung hingga 2 November 2025. Keseruan pertandingan dapat disaksikan secara langsung dan gratis di GOR Indoor Manahan Solo, maupun melalui live streaming di YouTube NPC Indonesia.*


