Wayang Bocah Kusuma Indriya: Menanam Karakter Lewat Laku Pewayangan Anak

oleh -25 Dilihat

KILASJATENG.ID- Di tengah gempuran budaya digital yang serba cepat dan praktis, sekelompok seniman muda di Yogyakarta berupaya menyalakan kembali api kearifan lokal melalui dunia pewayangan. Mereka adalah Wayang Bocah “Kusuma Indriya”, komunitas seni yang percaya bahwa nilai-nilai luhur bangsa dapat tumbuh dari panggung tradisi, bukan hanya dari buku pelajaran.

Di bawah arahan M. Heni Winahyuningsih, kelompok ini menggelar serangkaian pelatihan, workshop, hingga pementasan akbar sebagai wadah pembentukan karakter anak. Bagi Heni, Wayang Bocah bukan sekadar hiburan klasik, tetapi sarana pendidikan moral yang membentuk kepribadian generasi muda.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga berjiwa luhur dan berperilaku santun. Kearifan lokal adalah guru yang paling dekat dengan kehidupan,” ujar Heni.

Puncak kegiatan ini diwujudkan dalam pementasan bertajuk “Suradira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti”, sebuah kisah yang menggambarkan kemenangan kebaikan dan ketulusan hati atas kejahatan. Lebih dari seratus peserta terlibat, mulai dari 44 penari anak, 22 pengrawit, hingga 27 kru produksi. Anak-anak memerankan tokoh-tokoh legendaris Ramayana dan Mahabharata dengan penuh semangat — bukti bahwa seni tradisi masih bisa hidup di tangan generasi kecil.

Baca Juga  24 Negara Ikuti Polytron Indonesia Para Badminton International 2025

Pertunjukan megah tersebut berlangsung di Monumen Serangan Umum 1 Maret, Titik Nol Kilometer Yogyakarta, dan mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Sejumlah tokoh hadir memberikan dukungan, di antaranya Judi Wahjudin (Kemendikbudristek), Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M. (Anggota DPD RI), GPH Indro Kusumo (Pakualaman), Machhendra Setya Atmaja Komisaris BSN, Kepala sub cabang BSN, Supriyono serta akademisi dari ISI Yogyakarta, dan UNY. Dukungan ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan, budaya, dan pemerintah dalam menjaga kelestarian seni tradisi.

Komunitas Wayang Bocah “Kusuma Indriya” secara rutin berlatih di Pendapa Manisrengga, tempat di mana anak-anak belajar menari, menabuh gamelan, dan memahami filosofi hidup melalui lakon-lakon klasik. Bagi Heni dan timnya, menjaga budaya bukan hanya tentang melestarikan bentuk seni, tetapi juga menanamkan nilai kehidupan di baliknya.

“Wayang bukan sekadar tontonan, tapi tuntunan. Dari sinilah anak-anak belajar arti sabar, jujur, dan berani berbuat baik,” tutup Heni penuh makna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News