KILASJATENG.ID- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM SI Solo Raya menggelar aksi unjuk rasa di depan DPRD Kota Solo, Jawa Tengah, Senin 1 September 2025.
Aksi demo sendiri berlangsung tertib dan aman. Sekitar pukul 15.00 WIB mahasiswa memulai aksi dengan long march menuju Gedung DPRD Solo dengan berbagai poster tuntutan, spanduk, serta bendera organisasi.
Kemudian satu per satu mereka berorasi secara bergantian di depan Gedung DPRD Kota Solo. Setelah satu jam perwakilan mahasiswa menemui pimpinan dewan dan kemudian mereka duduk lesehan di Jalan Adi Sucipto. Tampak pula Kapolresta Solo Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo dan Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf Fictor J. Situmorang yang ikut duduk bersama mahasiswa.
Suasana yang awalnya tegang berubah lebih cair. Mereka mendengarkan satu per satu aspirasi yang disampaikan mahasiswa tanpa menyela.
Dari atas panggung orasi sederhana, Ketua BEM Universitas Surakarta (Unsa) sekaligus Koordinator BEM Soloraya, Ridwan Nur Widayat, menegaskan aksi ini bukan sekadar kritik untuk DPR maupun aparat, melainkan menyasar langsung pada tanggung jawab Presiden.
“Kami di sini seluruh mahasiswa menyatukan pandangan bahwa benang merah persoalan ada di Presiden Prabowo. Beliau sebagai pimpinan tertinggi negara harus bertanggung jawab terhadap situasi saat ini. Apalagi di awal pemerintahan sudah ada kebijakan yang menurut kami tidak sesuai kebutuhan masyarakat,” jelasnya dengan suara lantang.
Ridwan menyoroti pula tindakan represif aparat yang nilainya masih terjadi di Kota Solo, meski Kapolri sudah sempat menyampaikan permintaan maaf secara nasional.
“Kami ingin keamanan yang nyata, bukan sekadar wacana. Kami juga menuntut DPRD bekerja sesuai tugasnya. Selama ini aspirasi mahasiswa sering kali tidak benar-benar ditindaklanjuti,” tambahnya.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa membawa 12 tuntutan. Di antaranya, Presiden harus bertanggung jawab atas kondisi bangsa, DPR RI dan DPRD harus menjalankan fungsi sesuai konstitusi, reformasi total sistem di DPR RI, penghentian tindakan represif aparat, hingga penyusunan undang-undang yang benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat. Mereka juga menekankan agar pemerintah tidak lagi membenturkan masyarakat dengan masyarakat.
Dihadapan ratusan mahasiswa, Ketua DPRD Kota Solo, Budi Prasetyo, menyambut positif aspirasi yang disampaikan. Dia mengemukakan semua tuntutan akan diteruskan kepada pemerintah pusat.
“Tuntutan teman-teman mahasiswa akan kita sampaikan ke Presiden dan DPR RI. Selain itu, kita juga akan membuka ruang diskusi lebih intens dengan BEM Soloraya. Ada 12 poin tuntutan yang disampaikan, tentu tidak bisa selesai dalam satu hari. Beberapa akan kita teruskan ke komisi terkait sesuai tupoksi masing-masing,” kata Budi.
“Kami menghargai hasil kajian yang dibuat mahasiswa. Semua akan kita diskusikan lebih lanjut, karena ada poin-poin yang bisa langsung ditangani di level komisi, sementara yang lain harus menunggu proses di pemerintah pusat,” paparnya.
Sekitar pukul 17.30 WIB, Meski sempat ada pembakaran ban di depan kantor dewan yang membuat asap mengepul, suasana tidak berujung ricuh.
Sementara itu, Kapolresta Solo, Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo, mengapresiasi jalannya aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Soloraya yang digelar di depan Gedung DPRD Kota Solo. Aksi tersebut berlangsung dengan tertib dan damai tanpa insiden berarti.
Menurut Catur, mahasiswa mampu menunjukkan kedewasaan dalam menyampaikan aspirasi. Meski sempat terjadi aksi bakar ban, situasi secara keseluruhan tetap kondusif dan tidak berujung ricuh.
“Kami sangat mengapresiasi adik-adik mahasiswa yang sudah menyampaikan pendapat secara tertib, aman, dan lancar. Inilah bentuk demokrasi yang sehat, di mana aspirasi bisa disuarakan tanpa harus menimbulkan kerusuhan,” terangnya usai aksi.
Lebih lanjut Kapolresta menjelaskan Polri hadir bukan untuk menghadang, tetapi memastikan kegiatan penyampaian aspirasi bisa berjalan dengan baik. “Kami juga berterima kasih karena mahasiswa mau menjaga Solo tetap kondusif,” jelasnya.