KILASJATENG.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada Selasa (9/9/2025) di level 7.748, tertekan sentimen *reshuffle* kabinet yang mengejutkan pasar, khususnya penggantian Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pelemahan ini terjadi setelah pada perdagangan sebelumnya, Senin (8/9/2025), IHSG anjlok 1,28 persen ke level 7.766.
Meskipun sempat mencoba bangkit di 10 menit pertama perdagangan, IHSG kemudian kembali terperosok di bawah level 7.700. Mayoritas sektor saham mengalami tekanan, dipimpin oleh infrastruktur (-1,4 persen), keuangan (-1,3 persen), serta konsumer siklikal dan non-siklikal (sekitar -0,9 persen), menurut data dari aplikasi Ajaib.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menilai bahwa pasar bereaksi negatif terhadap penggantian Sri Mulyani, yang telah menjabat sejak 2016. “Pasar melihat Sri Mulyani telah membangun reputasi yang kuat dalam hal kehati-hatian dan transparansi,” ujarnya dalam laporan analisisnya, menekankan kekhawatiran pasar terhadap keberlanjutan fiskal.
Sebagai pengganti, Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), bukanlah nama asing di dunia keuangan. Purbaya pernah menjabat sebagai Kepala Ekonom di Danareksa Research Institute dan Direktur PT Danareksa (Persero). Setelah pelantikannya, Purbaya menyatakan komitmennya untuk menjalankan mandat Presiden Prabowo, yaitu mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
“Kebijakan fiskal ke depan kemungkinan akan semakin agresif dalam mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan mengoptimalkan peran sektor swasta dan pemerintah,” kata Rully. “Pasar sedang menunggu kejelasan mengenai komitmen terhadap disiplin fiskal, transparansi pengelolaan anggaran, dan pembiayaan untuk program-program prioritas pemerintah.” Rully memperkirakan tekanan pada pasar saham masih akan berlanjut.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, sependapat bahwa IHSG cenderung melemah di rentang 7.670-7.890, seraya menunggu pernyataan resmi dari Purbaya mengenai strategi ekonominya. “Saat ini, pasar menantikan pernyataan resmi dari Purbaya, khususnya terkait kebijakan fiskal dan rencana anggaran mendatang sehingga menegaskan kontinuitas dan risiko mereda,” jelasnya.
Di tengah sentimen negatif ini, terdapat anomali pada saham sektor rokok menjelang penutupan perdagangan kemarin, yang sempat mendongkrak indeks perusahaan primer atau nonsiklikal sebesar 0,7 persen. Saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) melonjak signifikan. Namun, kenaikan ini dinilai hanya bersifat sementara, dan harga saham ketiganya kembali terkoreksi minus 3 persen pada perdagangan hari ini.
Selain itu, harga emas dunia yang mencetak rekor tertinggi di posisi 3.650 dollar AS per troy ons, melonjak 7,26 persen dalam sebulan terakhir, memberikan sentimen positif pada saham-saham pertambangan emas. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tercatat mengalami kenaikan.
Meskipun *reshuffle* kabinet membawa ketidakpastian, prospek harga emas yang terus menanjak menjadi harapan tipis bagi sebagian pelaku pasar, setidaknya untuk menahan laju penurunan IHSG lebih dalam. Namun, kejelasan kebijakan ekonomi dari Menteri Keuangan yang baru tetap menjadi kunci utama pemulihan kepercayaan investor. (USX)