KILASJATENG.ID – Gunung Api Merapi yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami erupsi sebanyak 14 kali pada Minggu (7/9/2025). Berdasarkan data pengamatan, aktivitas vulkanik Merapi menunjukkan peningkatan dengan adanya gempa guguran dan gempa hybrid.
Petugas Pengamatan Gunung Api (PGA) Merapi, Yulianto, menjelaskan bahwa gempa guguran tercatat sebanyak 14 kali dengan amplitudo 1-14 mm dan durasi 46.72-115.19 detik. Selain itu, terjadi 23 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 2-19 mm dan durasi 8.47-18.29 detik.
Menurut Yulianto, potensi bahaya saat ini adalah guguran lava dan awan panas yang bisa terjadi di sektor selatan-barat daya, meliputi:
Sungai Boyong (maksimal 5 km)
Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km)
Sementara itu, di sektor tenggara, bahaya berpotensi terjadi di:
Sungai Woro (maksimal 3 km)
Sungai Gendol (maksimal 5 km)
Ia juga menambahkan, jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik bisa menjangkau radius 3 km dari puncak.
Yulianto mengungkapkan bahwa suplai magma Gunung Merapi masih berlangsung, yang berpotensi memicu awan panas guguran (APG) di dalam daerah bahaya. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Merapi diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di area tersebut.
“Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tuturnya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik. Pihak berwenang akan segera meninjau kembali tingkat aktivitas Gunung Merapi jika terjadi perubahan yang signifikan. (VHG)