KILASJATENG.ID – Aksi warga Desa Tembongraja, Salem, Kabupaten Brebes, yang rela urunan hingga menjual ternak demi memperbaiki jalan rusak sempat viral pekan lalu. Kisah itu memantik simpati luas sekaligus menimbulkan pertanyaan, mengapa warga harus menanggung sendiri perbaikan jalan yang seharusnya menjadi kewenangan pemerintah.
Hari ini, Bupati Brebes Hj. Paramitha Widya Kusuma hadir langsung di Salem membawa dua jawaban sekaligus. Perempuan 32 tahun itu memastikan anggaran perbaikan ruas Salem–Tembongraja sudah berjalan dan menyerahkan 300 paket sembako melalui Program Wardoyo.
Paramitha menegaskan, anggaran sebesar Rp700 juta sudah disiapkan sejak Maret 2025, terdiri atas Rp500 juta untuk peningkatan dan Rp200 juta untuk pemeliharaan. “Sebenarnya jalan ini sudah masuk anggaran sejak Maret, kontrak dengan penyedia pun sudah diteken 28 Agustus, target rampung awal Oktober,” ujarnya.
Dinas Pekerjaan Umum Brebes membenarkan hal tersebut. Survei teknis dilakukan sejak 30 Juli hingga 11 Agustus, jauh sebelum aksi warga berlangsung. Progres pekerjaan juga dilaporkan sudah melalui audiensi dengan tokoh masyarakat setempat yang juga anggota DPRD Kabupaten Brebes.
Warga pun angkat suara dalam acara itu. Santoyo (75), warga Tembongraja, mengungkapkan bahwa aksi protes kemarin tidak sepenuhnya lahir dari keresahan spontan. “Sudah sangat lama jalan ini tidak disentuh. Terakhir ada pokir dari dewan 2016, itu pun sudah lama sekali dan PL 200 juta. Belakangan belum ada lagi penanganan. Memang saya mendengar akan ada ramai-ramai akan turun, padahal saya tahu jalan sudah disurvei,” katanya.
Bupati Paramitha juga menyampaikan rencana menambah anggaran hingga Rp2 miliar pada 2026 agar ruas Salem–Tembongraja bisa ditangani lebih cepat. Ia mengajak DPRD ikut mendorong lewat pokok-pokok pikiran mereka. “Kerja membangun infrastruktur butuh sinergi. Saya berharap DPRD juga ikut mendorong lewat pokir,” ujarnya.
Selain infrastruktur, Bupati menyerahkan 300 paket sembako melalui Wardoyo, program bantuan pangan Pemkab Brebes bekerja sama dengan Baznas dan Bank Jateng. “Hari ini saya datang tidak dengan janji, tapi dengan solusi. Rakyat sudah berkorban, sekarang giliran pemerintah hadir penuh,” tegasnya.
Kehadiran Bupati disambut hangat oleh warga. Publik kini mulai membaca bahwa gotong royong warga memang nyata, tetapi aksi demonstrasi yang sempat viral tidak lepas dari dorongan politis pihak tertentu. (CQV)
