KILASJATENG.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menuding sanitasi dan higiene yang buruk sebagai penyebab utama keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gemolong, Sragen, yang menimpa ratusan siswa dan guru.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto, mengungkapkan bahwa hasil laboratorium menunjukkan permasalahan signifikan pada sanitasi dapur MBG. “Hasil lab sudah dilaporkan, dan temuan masalahnya adalah pada sanitasi dan hygiene,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, Pemkab Sragen berencana merenovasi total Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gemolong untuk memastikan standar sanitasi terpenuhi. “Karena itu kami akan melakukan renovasi total di lokasi SPPG Gemolong,” tegas Hargiyanto.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti, mengamini temuan tersebut, meski enggan merinci jenis bakteri yang menjadi penyebab. “Intinya di sanitasi. Banyak faktor bakterinya itu, hasil laboratorium mengarah pada kondisi sanitasinya,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa hasil investigasi telah dilaporkan kepada pimpinan.
Sebelumnya, dilaporkan 365 siswa dan guru dari 10 sekolah dan 1 pondok pesantren di Gemolong mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG pada Senin, 11 Agustus. Kepala Puskesmas Gemolong, Agus Pranoto Budi, menyebutkan bahwa data korban terus diperbarui seiring pendataan yang lebih lengkap.
Pemkab Sragen memastikan bahwa proses renovasi SPPG Gemolong akan diawasi ketat oleh dinas terkait untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. “Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan semua standar sanitasi dan higienis terpenuhi dengan baik,” pungkas Hargiyanto. (CBF)