Empat Talenta Muda PresidenMusikindo Berkolaborasi dalam Videoklip Ikonik “Bengawan Solo” Versi Baru

oleh -253 Dilihat

KILASJATENG.ID– Lagu legendaris Bengawan Solo kembali dihidupkan dengan sentuhan segar oleh produser berbakat Yunan Helmi, yang juga merupakan CEO PresidenMusikindo. Proyek ini menghadirkan perpaduan harmonis antara rekaman klasik Gesang dan Waldjinah dengan aransemen musik pop modern.

Videoklipnya yang dirilis di kanal GNP Pop Music melibatkan empat penyanyi muda dari PresidenMusikindo: Shanun Rahmani, Andrea Koo, Malaika Azura, dan Zahra Cama. Kehadiran mereka membawa warna baru yang memikat generasi muda untuk kembali mencintai karya-karya legendaris Indonesia.

Shanun Rahmani: Langkah Awal Menuju Panggung Musik Besar

Penyanyi muda asal Surabaya ini mengungkapkan kebahagiaannya bisa bergabung dalam proyek besar ini.
“Selain menambah banyak teman, saya merasa bangga bisa tampil di lagu yang sangat legendaris ini. Harapannya, saya bisa segera merilis album solo dan terus mendapat respons positif dari pendengar,” ujar Shanun.

Baca Juga  Jogja Fashion Trend 2025 Tampilkan 81 Desainer, Hadirkan Kolaborasi Lokal hingga Internasional

BACA JUGA:Akademisi dan Pakar Kebijakan Publik Nilai Kebijakan Kemasan Polos Rokok Rugikan Negara

Andrea Koo: Motivasi untuk Terus Berkarya

Andrea, yang telah dikenal melalui singlenya Apa Kabar Cinta dan Dadi Saklawase, merasa kolaborasi ini adalah dorongan besar untuk terus menciptakan karya baru.
“Aku ingin suatu saat bisa duet dengan penyanyi terkenal seperti Dewa atau Lyodra. Pengalaman ini memberikan motivasi besar untuk lebih dikenal di industri musik,” kata penyanyi asal Rembang ini penuh semangat.

Malaika Azura: Bangga Bertemu Sosok Legendaris

Malaika, yang tinggal di Prambanan, mengaku bangga menjadi bagian dari karya keroncong yang melegenda ini.
“Momen bertemu Eyang Waldjinah adalah pengalaman tak terlupakan. Beliau sosok yang ramah, penuh kasih sayang, dan menyenangkan,” kenangnya. Malaika juga berharap kolaborasi ini membuka peluang baginya untuk bekerjasama lebih banyak dengan musisi legendaris.

Baca Juga  Dukung Pelestarian Budaya, Alila Hotel Solo Resmikan Laras Art Space 

Zahra Cama: Kesempatan Emas yang Tak Tergantikan

Bagi Zahra, keterlibatan dalam proyek ini adalah pengalaman sekali seumur hidup.
“Bisa bekerja bersama Kak Yunan Helmi dan Eyang Waldjinah adalah kehormatan besar. Semoga saya bisa mengikuti jejak mereka sebagai musisi yang diakui hingga lintas generasi,” ujar penyanyi yang tinggal di Bantul ini.

Proyek ini menunjukkan bahwa musik tradisional Indonesia seperti keroncong masih memiliki tempat di hati masyarakat, terutama dengan kolaborasi lintas generasi. Bengawan Solo versi baru ini bukan hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menghubungkan generasi muda dengan karya klasik yang melegenda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News