KILASJATENG.ID– Pada periode 2018-2022, prevalensi stunting di DIY terus menurun dari 21,46% menjadi 16,4%. Melihat prevalensi tersebut, DIY optimis, akan segera mencapai angka 14% seperti target RPJMN 2020-2024. Kabupaten Bantul merupakan provinsi dengan urutan kedua terbanyak anak-anak dengan stunting pada tahun 2021 mencapai 19,1%.
Beberapa program penurunan stunting sudah dilakukan dengan baik sehingga angka kejadian stunting dapat menurun. Optimalisasi program percepatan penurunan stunting sangat perlu dilakukan mulai dari hulu yaitu remaja baik laki-laki dan perempuan. Salah satu program pencegahan stunting yang dilakukan di sekolah yaitu membentuk tim PMR yang didalamnya diberikan beberapa kegiatan edukasi dan screening mengenai pencegahan stunting.
Sebuah sekolah yakni SMK N 1 Bantul terdapat tim PMR yang sudah terbentuk namun belum optimal dalam pencegahan stunting. Pentingnya meningkatkan kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan anemia untuk mempersiapkan diri menjadi generasi penerus bebas stunting.
BACA JUGA:Demi Keadilan, Akademisi Anti-Korupsi UNPAD Desak Mardani H Maming Segera Dibebaskan
Raharjo, S.IP, M.Pd, Kepala Sekolah SMKN 1 Bantul menyatakan mendukung kegiatan Pengabdian masyarakat ini dengan memberikan support penuh pada seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung selama 2 hari mulai tanggal 8-9 Oktober 2024 lalu. Tim PMR SMK N 1 Bantul sangat berperan aktif belajar dan berkolaborasi bersama dalam rangkaian kegiatan tersebut.
Pada hari pertama tanggal 8 Oktober 2024 dilakukan pemberian edukasi kepada remaja mengenai “Pentingnya Kesehatan Reproduksi dan Pencegahan Stunting” yang dibawakan oleh dosen keperawatan maternitas dari STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yaitu Resta Betaliani Wirata, S.Kep., Ns., MSN selaku Ketua Pelaksana dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Materi edukasi yang kedua mengenai “Pencegahan Anemia” yang dibawakan oleh Tesa Windy Restu Wulandari, S.Tr.Gz selaku Ahli Gizi RS Bethesda Yakkum Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung dari pagi hingga siang hari. Remaja yang hadir berjumlah 60 siswa.
Semua siswa antusias mengikuti kegiatan ini dan bertanya mengenai hal-hal yang mereka ingin tahu terkait kesehatan reproduksi dan pencegahan anemia. Diakhir kegiatan edukasi penerapan yang dilakukan untuk pemahaman materi yang diberikan adalah dengan pembuatan mading secara berkelompok oleh siswa.
BACA JUGA:PGN Komitmen Jamin Pasokan Gas Bumi dan Sinergi Perencanaan Sektor Industri di 2024
Pada tanggal 9 Oktober 2024 kegiatan pengabdian masyarakat hari kedua dilakukan pemeriksaan kesehatan atau screening kadar Hemoglobin (Hb) siswa yang sebelumnya diukur tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan khusus lingkar lengan atas (Lila) bagi remaja putri. Total remaja yang dilakukan screening berjumlah 103 siswa kelas XI yang terdiri dari 26 laki-laki dan 77 perempuan. Ditemukan data 16 (15,5%) siswa memiliki kadar Hb dibawah 12 gr/dl, dan 14 (18,2%) siswi memiliki ukuran lingkar lengan atas dibawah normal yaitu <23,5 cm.
Kegiatan pada hari kedua difasilitasi oleh Mei Rianita E. Sinaga, S.Kep., Ns., M.Kep.; Ratna Puspita Adiyasa, S.Kep., Ns., MAN; dan Kristian Setyo Widagdo, S.I.Kom beserta 6 mahasiswa dari STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta. Adapun pengabdian masyarakat ini lolos Hibah yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi