Menuju Desa Pucungroto Bebas Stunting, Tim PPK Ormawa Himaprodi PBSI Untidar Magelang Gelar Subprogram “Seputik Sekar Cakap”

oleh -317 Dilihat
PPK Ormawa Himaprodi PBSI Universitas Tidar gelar subprogram “Seputik Sekar Cakap” (Cerdas dan Kreatif dalam Asuh dan Pendidik Anak).
PPK Ormawa Himaprodi PBSI Universitas Tidar gelar subprogram “Seputik Sekar Cakap” (Cerdas dan Kreatif dalam Asuh dan Pendidik Anak).

KILASJATENG.ID- PPK Ormawa Himaprodi PBSI Universitas Tidar gelar subprogram “Seputik Sekar Cakap” (Cerdas dan Kreatif dalam Asuh dan Pendidik Anak). Adapun bentuk kegiatan yang diselenggarakan berupa kelas kesehatan dan gizi dengan menghadirkan narasumber ahli terkait permasalahan yang diangkat yaitu stunting.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, adapun tempat kegiatan dilaksanakn di rumah Ibu Widya warga Desa Pucungroto, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang (17-18/07).

Tujuan diadakannya program ini yaitu untuk mengedukasi para perempuan Desa Pucungroto mengenai pencegahan stunting pada anak.

Hari pertama kegiatan, diisi dengan mendatangkan narasumber Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Magelang, Rayinda Faizah, M.Psi., Materi yang disampaikan mengenai pola asuh keluarga dan pencegahan stunting.

Dewasa ini, stunting menjadi topik yang marak diperbincangkan karena beragam faktor penyebab yang dapat menjadikan anak terkena stunting, salah satunya pola asuh orang tua.
“Stunting tidak hanya dari kekurangan gizi saja, tetapi dari pola asuh,” ujar Rayinda Faizah, M.Psi.

Pola asuh dengan istilah populernya parenting, bertujuan menjamin kesehatan dan keselamatan fisik, mengembangkan kapasitas perilaku untuk menjaga diri, serta memaksimalkan nila-nilai budaya, misalnya moralitas dan prestasi. Untuk itu diperlukan kesadaran tinggi orang tua dalam pengasuhan anak.

Baca Juga  UMBY Gandeng Kelompok Sido Resik Studi Banding ke TPS3R Go-Sari di Guwosari Bantul

Penerapan gaya pengasuhan pun perlu disesuaikan dengan keunikan karakter, tahap perkembangan, dan situasi yang dihadapi. Besar harapan untuk orang tua sebagai pengasuh sekaligus fasilitator untuk selalu memperhatikan perkembangan anak agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh di kala dewasa.

Hari kedua kegiatan, Tim PPK Ormawa Himaprodi PBSI Untidar mendatangkan narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magelang, Wakhidatul Akhadiah, S.Sos selaku PLKB/PLB Kecamatan Kajoran.

Adapun materi yang disampaikan mengenai pencegahan stunting dari aspek pemenuhan gizi. “Pengasuhan 1000 HPK merupakan periode sangat penting (golden age periode) sebagai langkah menuju generasi emas bebas stunting,” ujar Wakhidatul Akhadiah, S.Sos

Dijelaskan pada periode ini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan hampir seluruh organ tubuh, bahkan presentase perkembangan otak mencapai 80 %. Jika tidak cukup dalam pemenuhan gizi berdampak pada kerusakan pertumbuhan dan sukar diperbaiki pada periode kehidupan selanjutnya sehingga perlu memperhatikan pola pengasuhan mulai dari fase hamil, bayi, baduta, balita, hingga fase selanjutnya.

Baca Juga  Dorong Desa Ramah Anak dan Perempuan, Kelompok KKN 259 UIN Solo Sosialisasi Cara Membuat MPASI 

Kelas kesehatan dan gizi berakhir dengan praktik pembuatan MPASI yang didampingi oleh Ahli Gizi Puskesmas Kajoran 1, Risa Diah Palupi, A.Md.Gz.

Praktik ini di awali dengan memberi arahan kepada ibu-ibu untuk berkelompok dan menuju dapur sederhana yang telah disediakan oleh tim PPK Ormawa. Lima kelompok bertugas membuat menu MPASI yang telah ditentukan, yaitu puree nasi ayam brokoli dan puree brokoli kentang.

Risa Diah Palupi, A.Md.Gz. selaku ahli Gizi Puskesmas Kajoran 1 di sela-sela praktik membuat MPASI menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan MPASI.

“Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan MPASI, mulai dari bahan makanan, cara memasak, dan kesterilan,” ungkapnya.

Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Sehingga perlu diperhatikan kandungan gizi seimbang yang diberikan. Magelang sebagai sentra penghasil aneka ragam sayuran, sudah bukan alasan lagi untuk tidak memberikan makanan kaya nutrisi bagi anak.

Dengan melangkah bersama mencegah stunting, harapannya kelak dapat terwujud Desa Pucungroto bebas stunting.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News