KILASJATENG.ID – Media sosial (medsos) dewasa ini menjadi rentan dipergunakan untuk hal seperti memicu konflik dan pembullyan. Padahal kondisi ini terjadi karena hal hal sepele.
Dunia medsos menjadi alat yang banyak digunakan utamanya kaum remaja untuk berbagai hal seperti mengekspresikan diri bahkan lebih tak jarang medsos dipakai menjadi ajang bully dan menyulut konflik.
Prihatin dengan maraknya kejadian ini, Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) menggelar pelatihan bagi siswa SMPN 2 Kebakkramat Karanganyar.
BACA JUGAlBerkontribusi dalam Pelayanan KB, Jepara Sabet Predikat Terbaik Nasional Program Bangga Kencana
Ketua Pengabdian Masyarakat di SMPN 2 Kebakkramat Karanganyar, Dr Budi Waluyo,MPd melalui siaran pers menuturkan kegiatan dilakukan Kamis (27/6/2023/4) bertema “Pelatihan Tata Krama dan Sopan Santun dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Jawa di Media Sosial”.
Adapun pelatihan yang berlangsung selama dua jam ini dilakukan sebagai bentuk membangun kesadaran siswa utamanya kaum remaja dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar di Medsos khususnya dalam hal berbahasa Jawa.
“Etika berkomunikasi di medsos kaum remaja saat ini memang bebas dan rentan konflik dari medsos yang berdampak remaja jadi mudah untuk tersulut emosi, kualitas belajar menurun bahkan berdampak pada tingkat stres tinggi. Dengan bertutur kata yang baik dan mengedepankan Tata Krama berkomunikasi di Medsos, maka remaja akan terhindar dari mudah stres, tersulut emosi dan hal buruk lain,” ujar Dr Budi.
Pelatihan ini diikuti 53 pengurus OSIS dan beberapa siswa yang ditunjuk dengan pendamping 10 guru dan kepala sekolah
“Awalnya ide ini kami sampaikan kepada Kepala Sekolah, Suprapti, SPd, MPd tak dinyana animo tinggi untuk siswa bergabung.pelatihan ini.
BACA JUGA:Fakultas Psikologi UMBY Edukasi Penanganan Primer Gangguan Jiwa pada Warga Sedayu
Untuk memberikan pelatihan kepada siswa SMPN 2 Kebakramat Karanganyar ini, Prodi Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS menerjunkan 10 dosen.
Program yang dilaksanakan setahun sekali ini diharapkan kedepannya bisa rutin di adakan minimal 6 bulan sekali.
Selain siswa SMP target pelatihan ini juga menyasar Komunitas Karang Taruna dengan segmen yang sama yakni kaum pelajar dan remaja. (*)
