KILASJATENG.ID- Kursi Partai Golkar di Provinsi Jawa Tengah dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mengalami peningkatan cukup signifikan. Setidaknya hal tersebut terlihat dari jumlah perolehan di tingkat DPR RI dan DPRD Provinsi.
Ketua DPD Partai Golkar Jateng, Panggah Susanto mengatakan, untuk kursi DPR RI Partai Golkar mengalami kenaikan satu kursi. Yakni dari 11 kursi pada Pileg 2019 menjadi 12 pada Pileg 2024. Sedangkan untuk kursi DPRD Provinsi Jateng melesat dari 12 kursi menjadi 17 kursi.
“Kenaikan yang sangat signifikan ini tentunya sungguh menggembirakan bagi saya dan tim secara keseluruhan,’’ ujarnya, Sabtu 9 Maret 2024.
Ia menyebut raihan suara tersebut merupakan hasil dari kerja keras dan kekompakan seluruh kader Partai Golkar yang sebelumnya sempat terpecah lantaran adanya konflik-konflik kepentingan.
“Semua kader dirangkul sehingga konflik-konflik kepentingan bisa diredam dan diarahkan menjadi kebersamaan dan kekompakan untuk mencapai tujuan bersama yakni menuju kemenangan. Mengelola berbagai konflik kepentingan menjadi kebersamaan merupakan seni tersendiri,’’ kata dia.
Pria yang memimpin Golkar Jateng sejak 13 Maret 2020 itu menegaskan, meski konflik terbilang wajar di dunia politik, namun sebagai pemimpin tentunya harus bisa mengelolanya dengan baik. Sebab tim harus solid untuk bisa mendapatkan kesuksesan.
“Setelah solid baru bis melakukan kerja-kerja politik secara kebersamaan dalam satu tim yang punya visi dan tujuan yang sama. Karena itu’saya selalu tekankan pada kader-kader jangan hanya terampil dalam kerja-kerja politik, melainkan juga harus memahami tujuan organisasi Partai Golkar dari dulu hingga saat ini konsisten memegang teguh ideologi Pancasila dan doktrin karya kekaryaan sebagai sepirit perjuangan,’’ terangnya.
Dan jika sudah konsisten, maka langkah selanjutnya adalah memetakan potensi-potensi yang kira-kira bisa mengambil banyak kursi dengan menempatkan kader-kader Golkar yang mampu mengemban misi kemenangan. Dan hasilnya bisa terlihat dalam Pileg 2024 ini.
’’Kami bergerak aktif di lapangan dengan mendekati dan mengambil simpati masyarakat. Kerja nyata di lapangan, bukan hanya olahan dan pencitraan semata. ’Dapil 1 yang biasanya kosong, alhamdulillah bisa terisi dengan perwakilan satu kursi,’’ paparnya.*
