Muncul Kembali, Simak Tips Pencegahan Penyakit Polio untuk Lindungi Buah Hati

oleh -392 Dilihat
Dokter Spesialis Anak RS UNS Solo, dr. Debby Andina Landiasari, SpA. (Foto: dok. Humas UNS)
Dokter Spesialis Anak RS UNS Solo, dr. Debby Andina Landiasari, SpA. (Foto: dok. Humas UNS)

KILASJATENG.ID- Selang 10 tahun sejak Indonesia dinyatakan bebas Polio, nyatanya penyakit yang juga dikenal dengan istilah lumpuh layu tersebut kembali muncul tahun 2024 ini. 

Bahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan Kabupaten Klaten sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) polio. Menyusul ditemukannya satu kasus positif polio di kabupaten tersebut. 

Meski hanya ditemukan satu kasus, namun munculnya Polio atau Poliomielis memang harus ditangani secepat mungkin. Pasalnya, penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan hingga kematian. 

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr. Debby Andina Landiasari, SpA mengatakan, virus polio ditularkan melalui tertelannya makanan atau air yang terkontaminasi oleh virus polio tersebut.

“Virus polio tersebut masuk ke saluran cerna lalu ke sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan,” terang dr. Debby.

Adapun untuk pencegahannya, dr Debby mengatakan Polio dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio sesuai jadwal. Dimana Kemenkes menyediakan imunisasi polio secara gratis di semua fasilitas kesehatan pemerintah. 

Baca Juga  Dukung Pelestarian Budaya, Alila Hotel Solo Resmikan Laras Art Space 

“Imunisasi yang diberikan yaitu vaksin polio tetes atau Oral Polio Vaccine (OPV) pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan vaksin poli suntik atau Inactivated Polio Vaccine (IPV) yaitu diberikan pada usia 4 bulan dan 9 bulan,” ujarnya.

Vaksin Polio, lanjutnya bersifat wajib jika tak ingin anak terkena penyakit Polio. Sebab jika anak tidak mendapatkan imunisasi polio, maka anak tentunya akan lebih rentan terhadap penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. 

“Kedua, anak yang tidak diimunisasi beresiko tinggi menjadi sumber penularan penyakit polio kepada orang lain. Ketiga, tidak adanya cakupan imunisasi yang memadai dapat meningkatkan terjadinya wabah polio. Sehingga cara tepat menghindarkan anak terkena Polio adalah dengan melakukan imunisasi Polio,” tandasnya. 

Sementara itu, terkait faktor terjadinya KLB di Klaten, dr Debby mengatakan karena adanya imunisasi polio yang tidak lengkap dan imunisasi lengkap tapi anak malnutrisi atau ketidakseimbangan nutrisi tubuh. 

Baca Juga  Jogja Fashion Trend 2025 Tampilkan 81 Desainer, Hadirkan Kolaborasi Lokal hingga Internasional

“Faktor risiko terjadinya penularan Polio yaitu karena rendahnya cakupan imunisasi Polio, kondisi kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih yang kurang baik serta masih adanya individu yang Buang Air Besar (BAB) sembarangan di sungai atau pada sumber air yang digunakan sehari-hari,” kata dia.

Sehingga, pencegahan selanjutnya selain memastikan anak menerima imunisasi Polio lengkap sesuai usia yaitu empat kali imunisasi polio tetes dan dua kali imunisasi polio suntik sebelum usia satu tahun, juga menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti BAB di jamban dan cuci tangan sebelum makan dan setelah Buang Air Kecil (BAK) maupun BAB. 

“Ketiga, segera Laporkan kepada petugas kesehatan apabila menemukan anak dengan gejala lumpuh layu,” pungkas dr. Debby.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News