KILASJATENG.ID- Jika berbelanja di supermarket atau toko modern pastinya akan sering melihat sayur-mayur yang dikemas sedemikian rupa sehingga tampak lebih menarik dan “mahal” layaknya bahan makanan impor. Namun ternyata ada yang merupakan produk petani lokal yang disulap dengan tampilan yang lebih elegan.
Salah satu “pesulap” tersebut adalah Aspakusa Makmur Boyolali. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang pengemasan sayur-mayur untuk dipasarkan di pasar ritel modern, baik supermarket maupun hypermarket.
Petugas lapangan Aspakusa Makmur Boyolali, Dwi Lestari Pujiastuti mengatakan, Aspakusa sendiri merupakan singkatan dari Asparagus Kucai dan Sayuran dan beranggotakan petani perorangan maupun kelompok tani baik dataran rendah maupun dataran tinggi yang ada di kota susu.
“Hingga saat ini kurang lebih ada 80 jenis sayur yang telah dibudidayakan dan dipasarkan oleh Aspakusa Makmur Boyolali. Jadi, sayuran dari anggota kita kumpulkan dan pilih yang kualitasnya bagus untuk dikemas kemudian kita distribusikan ke supermarket-supermarket,” ujarnya.
Salah satu UMKM binaan Bank Indonesia (BI) tersebut selama ini memang telah menjadi supplier sayuran di hypermarket dan supermarket tidak hanya di wilayah Solo Raya namun juga hingga ke Yogyakarta bahkan Semarang dan Surabaya.
“Ada 16 toko ritel modern yang kami suplai untuk produk sayur-mayur. Mulai dari asparagus hingga cabai rawit merah,” kata Dwi.
Aspakusa Makmur Boyolali sendiri awalnya dibentuk sebagai kelompok agribisnis yang kala itu diprakasai oleh Taiwan International Cooperation and Development Fund (ICDF). Bahkan benih asparagus yang hingga saat ini menjadi salah satu komoditi sayuran yang dipasarkan juga berasal dari lembaga tersebut.
“Benih asparagus ini kami dapat saat masih menjadi binaan Taiwan ICDF. Sedangkan untuk sayuran segar yang kami kemas ini dipasok oleh lima kelompok tani yang ada di Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, dan Boyolali kota,” katanya.
Sedangkan sebagai mitra binaan Bank Indonesia, Dwi mengatakan sejak tahun 2019 lalu. Dan selama itu pihaknya mendapatkan banyak manfaat untuk mengembangkan usaha. Salah satunya bantuan transportasi untuk membantu distribusi sayuran.
“Selain itu kita juga dibantu untuk promosi dengan mengikuti pameran-pameran sehingga makin banyak masyarakat yang tahu tentang kami,” imbuhnya.
Terkait rencana di masa depan, Dwi mengatakan pihaknya ingin memperluas pasar sayur segar di ritel modern. Lantaran pasca pandemi pemasaran sayur ke ritel modern belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi.
“Kami ingin menambah toko ritel modern yang bekerja sama untuk penyediaan sayur-mayur. Sehingga bisa mengembalikan lagi produksi seperti semula sebelum pandemi,” ujarnya.*