Aliansi Rakyat Bergerak Yogyakarta Tak Ingin Demokrasi Dirusak Elite

oleh -275 Dilihat

KILASJATENG.ID – Mahasiswa dan elemen masyarakat di Yogyakarta yang tergabung di Aliansi Rakyat Bergerak menggelar aksi unjukrasa bertajuk “Gejayan Kembali Memanggil” di pertigaan Jalan Gejayan, Kabupaten Sleman, Sabtu (16/12/2023).

“Kami mengeluarkan hashtag baru ‘Gejayan Kembali Memanggil’ atas kondisi keprihatinan kami terhadap kondisi situasi ekonomi politik. Terutama kita tahu bahwa di kondisi ketenagakerjaan, nasib kaum buruh dengan adanya upah murah itu kemudian menyengsarakan kelas pekerja di Indonesia, apa lagi kenaikan upah tidak sampai 10 persen. Kami menolak diterapkannya upah murah di Indonesia,” kata Restu Baskara, Humas Aliansi Rakyat Bergerak, di lokasi.

Dalam aksi ini, massa meminta kepada negara untuk menyejahterakan buruh yang saat ini masih terlunta-lunta. Massa aksi juga menurut negara untuk mewujudkan pendidikan gratis di semua jenjang. Menurutnya ini menjadi kewajiban negara sesuai konstitusi yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

BACA JUGA:kDigugat Cerai Irish Bella Bikin Ammar Zoni Nekat Pakai Sabu dan Ganja

Mereka yang berunjukrasa menyatakan tak ingin demokrasi dirusak oleh kalangan elite. Seharusnya demokrasi yang sudah berjalan dengan baik dibangun dan diperkuat lagi.

Restu Baskara, Humas Aliansi Rakyat Bergerak, menyatakan aksi dilatari kondisi rusaknya demokrasi yang saat ini dipertontonkan elite.

“Rakyat Indonesia sudah muak dengan politik hari ini. Rakyat Indonesia sudah muak dengan tindakan elite-elite politik yang korupsi yang menerapkan kolusi nepotisme,” katanya.

Restu menyinggung adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan aturan pencalonan capres – cawapres.

“Kami tahu bahwa di MK itu adalah produk reformasi tapi elite politik, tapi sekarang justru mengkhianati amanat dari reformasi yang sudah diperjuangkan dari 98. Artinya ini adalah tugas kita bagiamana mengubah keadaan itu, mengkritik rezim hari ini,” jelasnya.

Restu pun mengatakan massa akan terus turun ke jalan apabila kesewenang-wenangan, penindasan, dan kebodohan politik terus dipertontonkan.

“Kami sudah muak dengan semua paslon semua partai politik yang kemudian pro terhadap pemodal,” ujarnya.

“Ia bilang presiden biasa dihina, presiden biasa dicaci. Tapi pendukungnya yang merespons, pendukungnya yang melakukan doxing, pendukungnya yang melakukan serangan terhadap aktivis atau siapapun yang menggunakan hak kebebasan berbicaranya. Dalam hal ini artinya Jokowi sudah mengkhianati reformasi,” kata Restu.

BACA JUGA:Sepekan Gelar Operasi Pasar, Pemprov Jateng Sukses Tekan Harga Cabai

Mereka berharap Jokowi memperkuat leran KPK dan MK, bukan sebaliknya melemahkan KPK dan menggerogoti MK. “Bagaimana adik iparnya dipergunakan sedemikian rupa hingga akhirnya Gibran anaknya muncul sebagai cawapres instan dan terbukti memang Anwar Usman melakukan pelanggaran etik. Jokowi mengkhianati reformasi dan rakyat,” katanya.

Aliansi Rakyat Bergerak Yogyakarta juga mengkritisi kebijakan dan visi Jokowi tentang Nawacita, jangan sampai menjadi Nawa Bencana. ***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News