Victorian Dress Farah Button, Impian Bawa Wastra Go Internasional

oleh -222 Dilihat

KILASJATENG.ID– Impian Sutardi membawa Wastra Go International akhirnya mulai ada titik hijau, dalam ajang bergengsi Jogja Fashion Week 2023, Farah Button memamerkan koleksi Victorian Dress berbahan tenun.

Desainer Farah Button Sutardi menuturkan dalam ajang ini Farah Button wajib menggunakan Wastra dan menjadi pertamakali di even JFW 2023 di Jogja Expo Center Sabtu petang (11/11/2023).

Adapun Wastra yang dipilihnya adalah tenun. Alasannya pemanfaatan tenun untuk baju ready to wear lebi mudah.

“Beda dengan bahan tekstil, tenun ada bahan seratnya berbeda dan harus hati hati. Dipilihnya tema Victorian Dress adalah supaya bagaimana caranya bisa Go Internasional tapi pakai wastra. Wastra musti dikombinasikan dengan bahan asli Fafah Button,”ujarnya.

Dalam even kali ini Farah Button menghadirkan 9 outfit ready to wear bertema Victorian Girl x Wastra dalam fashion show.

Berbeda dengan koleksi-koleksi terdahulunya, JFW 2023 menjadi debut Farah Button mengaplikasikan wastra (kain tradisional).

BACA JUGA:19.075 Peserta Ikuti Tes CAT PPPK di UNS Solo

Baca Juga  Seniman dari Tujuh Daerah Bakal Meriahkan GEMFest 2025 “Voice of Resonance" 

“Kenapa akhirnya mengaplikasikan wastra? Farah Button ingin turut andil melestarikan budaya Indonesia untuk go international,” ujar Sutardi, desainer Farah Button.

Dalam koleksi Farah Button Pride ini, Sutardi memilih menggunakan kain tenun. Namun, ia tidak asal memilih tenun.

Kualitas wastra yang dipakai pun diperhatikan dengan seksama. Ia memprioritaskan tenun yang halus, lembut, dan bahannya adem.

“Agar semua orang bisa memakainya dan menjadi pakaian yang layak serta dapat digunakan di setiap acara,” ucap Sutardi.

Untuk persiapan JFW 2023, Sutardi mengaku seperti sulap. Ia hanya punya waktu satu minggu untuk melakukan persiapan.

Bahkan, H-1 belum semua koleksinya selesai dijahit. Sampai dengan hari H pun, persiapan masih dilakukan.

Menurut Sutardi, persiapan yang sangat hati-hati ini dilakukan karena baru pertama kali Farah Button menggunakan kain tenun.

“Pemotongan bahan dan jahit sangat hati-hari, apalagi semua penjahit juga bingung karena baru pertama kali,” tuturnya.

Baca Juga  Seniman dari Tujuh Daerah Bakal Meriahkan GEMFest 2025 “Voice of Resonance" 

Terlebih, ia menerapkan tenun untuk model Victorian dress yang sebenarnya dari segi penggunaan bahan sedikit bertentangan.

Hal ini membuat Sutardi akhirnya turun tangan. Tidak hanya mendesain baju, ia juga ikut membantu membuat pola dan menjahit.

BACA JUGA:Incar Juara Grup B, Spanyol dan Mali Siap All Out di Laga Ketiga Babak Penyisihan Piala Dunia U-17

“Setelah jadi, saya semakin yakin produk wastra bisa menjadi bagian dari model baju internasional,” kata Sutardi.

Farah Button adalah salah satu merek lokal fesyen di Indonesia. Produksi Farah Button melibatkan 300 orang yang tergabung dalam sejumlah UMKM konveksi di Yogyakarta.

Farah Button yang berdiri sejak 2016 ini memiliki 10 gerai di Yogyakarta, Bali, dan Tegal.

Mengusung konsep ready to wear, Farah Button selalu hadir dengan desain-desain baru yang bisa dikenakan di berbagai kesempatan, mulai dari formal sampai kasual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News