Kilasjateng.id-Ajang “Road to Centr Java Investment Business Forum 2023” yang dihelat oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah dijadikan ajang pemanasan dan promosi awal sebelum puncak CJIBF di Agustus tahun ini. Dengan adanya promosi tersebut, diharapkan dapat menjaring investor agar mau menanamkan modal pada 21 proyek yang ditawarkan.
Proyek yang ditawarkan dengan total nilai investasi mencapai lebih dari Rp 100 triliyun ini meliputi proyek pengembangan energi terbarukan, pariwisata, hingga pengembangan sumber daya alam di pesisir utara dan selatan Jawa.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno mengatakan kunci keberhasilan investasi adalah pelayanan dan ketersediaan insfrastruktur. Ia menekankan kepada seluruh stakeholder yang terkait dengan penanaman modal, untuk menjaga marwah layanan agar mudah, murah, dan cepat. Kenyamanan investor tersebut, nantinya dapat mengundang investor lain untuk bergabung.
“Sehingga, ketika mereka berinvestasi di Jateng itu nyaman. Nah, kalau nyaman mereka akan menginformasikannya ke investor lain agar mau datang,” Ujar Sumarno, dikutip dari website jatengprov.go.id
Lebih lanjut, Sumarno menambahkan, faktor kunci lainnya untuk mempertahankan kepercayaan investor adalah layanan prima yang dilakukan oleh Pemprov Jateng. Sumarno yakin, dengan modal tersebut akan berpengaruh kuat terhadap perekonomian daerah dan warga.
“Membujuk saja sudah susah, kalau masuk kemudian pelayanan jelek dan mundur kan eman-eman. Kewajiban kita melayani mereka. Dari mereka juga membantu pemerintah menjalankan amanah, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga Jateng,” Lanjutnya.
Sementara itu Kepala DPMPTSP Jawa Tengah Sakina Rosellasari mengatakan, iklim investasi di Jawa Tengah telah pulih, dibuktikan dengan revitalisasi investasi, yng menyamai sebelum wabah Covid-19.
Menurutnya, indikasi ini merupakan pertanda baik. Untuk itu, promosi harus terus diperkuat agar calon investor mau mengeksplorasi peluang investasi yang tersebar di pelosok-pelosok Jawa Tengah.
“Realisasi di 2022 sudah mirip seperti 2019. Kalau sebelum pandemi itu realisasinya Rp59,5 triliun, di 2022 kemarin realisasinya mencapai Rp 58,89 triliun. Ini pertanda pelaku investasi dan perekonomian bergerak,” Ujar Sakina.*