Kemenperin Targetkan 150 Ribu Perajin Ikut Pelatihan Bersertifikasi pada Tahun Depan untuk Genjot Ekspor Batik

oleh -91 Dilihat
Pelatihan untuk perajin batik di Jogja.

KILASJATENG.ID-Kementerian Perindustrian terus menggenjot ekspor batik yang dinilai masih rendah. Untuk itu, Kemenperin bakal melakukan sejumlah inovasi dan langkah strategis, termasuk dengan memperbanyak pelatihan berbasis kompetensi bagi perajin batik.
“Target kami nilai ekspor bisa tembus 100 US Dollar atau setara Rp 1,6 Triliun. Jumlah itu bakal meningkat dari tahun lalu, bahkan lima kali lipatnya,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi kepada wartawan di sela peringatan Hari Batik Nasional di Jogja, Selasa (15/10/2024). Andi menyebut memeringati Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober lalu, pihaknya menggelar sejumlah kegiatan yang berlangsung sejak 14 Oktober kemarin.

Salah satunya adalah gelaran Industrial Gathering yang diselenggarakan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Yogyakarta yang merupakan salah satu UPT di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Kementerian Perindustrian dengan mengangkat tema “Tradisi dan Inovasi dalam Harmoni”. Kegiatan lainya webinar series road to HBN, Fasilitasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Pembuatan Batik Tulis, dan Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB).

Baca Juga   Dukung 6.000 Porsi MBG per Hari, PGN Pasok Gas Bumi di SPPG Gagaksipat Boyolali

“Rangkaian kegiatan ini harapannya bisa memberikan edukasi dalam rangka pengembangan serta pelestarian industri batik nasional. Kita juga undang steakholder terkait batik dari berbagai unsur dalam acara gathering,” tambahnya.
Kepala BBSPJIKB Budi Setiawan menambahkan, pihaknya terus memperbanyak pelatihan bersertifikasi bagi perajin batik untuk mencapai target ekspor yang ditetapkan Kemenperin. Dalam agenda peringatan Hari batik Nasional kali ini, sebanyak 51 pembatik pengikuti pelatihan bersertifikasi. “Kami memang sedang memperbanyak pelatihan untuk perajin batik agar mereka bersertifikasi dan karyanya diakui secara nasional maupun global. Oleh karena itu, kami targetkan 150 ribu perajin batik bisa ikut pelatihan bersertifikasi di tahun depan,” ujarnya.

Dia menambahkan, dalam hal ini BBSPJI Kerajinan dan Batik tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat perlu bahu-membahu. “Kita perlu membangun ekosistem yang mendukung inovasi, memperkuat daya saing produk-produk lokal, dan mendorong regenerasi pengrajin muda yang kreatif dan penuh semangat. Industri batik dan kerajinan bukan hanya tentang keuntungan ekonomi, tetapi juga tentang pelestarian budaya yang berkelanjutan,” tandasnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News