BKKBN DIY Targetkan Tak Ada Kasus Stunting Baru, Ini Penjelasannya!

oleh -173 Dilihat

YOGYAKARTA– Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY menargetkan tahun demi tahun kedepan di DIY bebas kasus stunting. Untuk menuju hal ini maka

Plt Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Yogyakarta, Muhammad Iqbal Apriansyah menuturkan wilayah DIY dengan banyaknya inovasi dan kreativitas mampu membangun koneksi hubungan mitra khususnya untuk program Banggar Kencana.

“Kendala biasanya perilaku masyarakat itu sendiri seperti kebiasaan dan pola pengasuhan serta dinamika Pasangan Usia Subur (PUS). Hal yang sulit adalah membangun sebuah kebiasaan dan hal ini tidak instant,” jelasnya saat meninjau pelaksanaan Peluncuran Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor 2024 di Klinik Widuri Sleman Selasa (4/6/2024)

Pj Kaper BKKBN Tahun 2024 merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2020-2024 dan menjadi tahun strategis dalam upaya optimalisasi capaian program Bangga Kencana. Capaian TFR (angka kelahiran total) nasional sudah diangka 2,14.

Adapun TFR di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri telah mencapai angka 1,81 dan merupakan yang terendah di seluruh Indonesia. Meskipun begitu, capaian angka pemakaian kontrasepsi modern (mCPR) masih jauh dari target sebesar 63,41% dimana pada saat ini capaian mCPR nasional adalah sebesar 60,4% dan di DIY capaian sebesar 58,2%.

Baca Juga  Digital Marketing Efektif Bikin UMKM Naik Kelas dengan Murah dan Mudah

Di samping itu Discontinues Rate (DCR) atau tingkat putus pakai rata-rata tiap tahun juga masih tinggi yaitu sebesar 20,3%. DCR yang cukup tinggi dan mCPR terutama untuk pelayanan KB MKJP yang rendah berdampak pada tingginya unmet need dan tidak tercapainya target unmet need sebesar 7,4%. Saat ini unmet need nasional masih di angka 11,5% dan di DIY sendiri juga masih cukup tinggi yaitu sebesar 14,2%.

Untuk mencapai mCPR 63,41% pada tahun 2024 sesuai target Renstra dan RPJMN maka perlu dilakukan upaya-upaya percepatan pencapaian target pelayanan KB yang bersumber dari Ibu Pascapersalinan dan unmet need. Salah satu upaya yang dirasa efektif untuk meningkatkan akses dan cakupan peserta KB adalah melalui kegiatan Bhakti Sosial pelayanan KB dalam setiap momentum.

Untuk momentum saat ini, yaitu Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor (PSA) dalam rangka Harganas ke-31 tahun 2024 dilaksanakan hari ini tanggal 4 Juni 2024 mulai pukul 00.00 sampai dengan 23.59 WIB. Pada PSA ini diharapkan dapat terlayani sebanyak 1.275.457 akseptor di seluruh Indonesia dan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta target pelayanan KB yaitu sebesar 21.238.

Baca Juga  Digital Marketing Efektif Bikin UMKM Naik Kelas dengan Murah dan Mudah

Target tersebut telah kami breakdown ke tingkat Kabupaten/Kota salah satunya Kabupaten Sleman yang mendapatkan target sebesar 5.227 akseptor untuk semua jenis alat kontrasepsi termasuk di dalamnya pemakaian KB baru, ulangan maupun ganti cara.

“BKKBN senantiasa berupaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB dengan cara menyediakan alat dan obat kontrasepsi yang berkualitas. Untuk itu, dipersilahkan bagi fasyankes untuk mendata dan menyampaikan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi kepada OPD KB Kabupaten/Kota agar tidak terjadi stock out dan dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan pelayanan KB sejuta akseptor pada momentum kali ini,” jelasnya.

Pemerintah pusat juga telah menyediakan dana alokasi khusus (DAK) Bantuan Operasional KB TA 2024 yang disalurkan melalui pemerintah daerah Kabupaten/Kota termasuk untuk operasional penggerakan pelayanan KB MKJP yang terdiri atas IUD, Implant, MOP dan MOW. Dengan dana BOKB ini, masyarakat dapat mengakses pelayanan KB MKJP gratis yang diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengikuti KB MKJP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News