Penutupan TPA Piyungan, Resikplus Resmikan Wahana Sekolah Bersih Sampah

oleh -204 Dilihat

KILASJATENG.ID- Resikplus meresmikan Wahana Sekolah Bersih Sampah sebagai langkah nyata untuk merdeka dari masalah sampahnya seiring dengan wacana penutupan TPA Piyungan di bulan April 2024 mendatang.

Peresmian yang dihadiri secara terbatas oleh internal resikplus dan perwakilan pengurus Pengelola Sampah Mandiri Dagen Makmur ini berjalan dengan khidmat dan sederhana. Dengan niat dan semangat serta harapan dapat memberikan Solusi atas permasalahan sampah yang sedang terjadi di Yogyakarta.

Wahana sekolah bersih sampah resikplus dibangun diatas lahan milik Resikplus seluas 650m2 yang berlokasi di pedukuhan Dagen Pendowoharjo Sewon Bantul. Wahana yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas pengolahan sampah antara lain 1 unit TPS (Tempat pemilahan sampah) dan 3 jenis FDU (Fasilitas Daur Ulang) (organik-rosok-residu).

“Tujuan dibangunnya wahana resikplus ini adalah sebagai tempat pembelajaran masyarakat untuk memahami akar masalah persampahanya, bukan hanya sebatas pada teknis pengolahan sampah seperti yang terjadi pada saat ini sehingga nantinya masyarakat dapat dengan mudah menentukan model pengelolaan sampahnya saat TPA Piyungan ditutup,” jelasnya Bayu Imamtoko, selaku praktisi ahli Resikplus.

BACA JUGA:Tumbangkan Persita Tangerang U-20, Persis Solo U-20 Juarai EPA U-20

Wahana yang diresmikan beberapa waktu lalu ini merupakan implementasi dari rangkuman semua kegiatan resikplus dalam hal pengelolaan sampah sejak 2015 sampai saat ini. Menampilkan contoh nyata berbagai model pengelolaan sampah yang mudah dipahami dan ditiru oleh masyarakat sesuai kondisi wilayahnya.

Baca Juga  PGN Dorong Digitalisasi Petani Karet Pagardewa, Pencatatan Panen Kini Lebih Akurat dan Transparan

Tentunya kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dengan resikplus selama ini mulai dari pelanggan layanan jasa kelola sampah resikplus, operator jasa angkut swasta, akademisi, praktisi TPS 3R, Dinas Lingkungan Hidup, pemerintah desa, paguyuban dan kelompok pengelola sampah mandiri, karena konsep yang ada di wahana resikplus ini sebenarnya sudah terealisasi di beberapa wilayah para kolaborator tersebut sesuai potensi wilayahnya masing-masing.” imbuhnya.

“Solusi dari masalah sampah ini sebenarnya sederhana yaitu adanya kesepakatan penghasil sampah untuk mengumpulkan dan mengolah sampahnya, Kalo tidak bisa ngolah sendiri maka harus membayar untuk diolahkan orang lain dan membayar untuk menyediakan fasilitas pengolahannya (sepakat-olah-bayar /SOB). Jika ketiga hal tersebut bisa dilakukan maka masalah sampah dapat segera diselesaikan mulai dari wilayah terkecil yaitu lingkup RT/RW bahkan pedukuhan seperti yang dilakukan oleh kelompok PSM Dagen Makmur (+/-120KK) dan lingkup perumahan seperti yang dilakukan oleh kelompok paguyuban perumahan Kasongan Permai (+/-400KK) yang sudah tuntas menyelesaikan masalah sampah di wilayahnya masing-masing.” ujar Pakar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Gunawan Sumodinigrat selaku akademisi ahli Resikplus.

Untuk menyelesaikan masalah sampah di suatu wilayah,imbuhnya perlu adanya pemahaman yang sama dari semua pihak terhadap masalah yang sedang terjadi. Semua pihak dalam konsep Pentahelix (pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media) harus saling berkolaborasi untuk bertanggungjawab sesuai dengan hak dan kewajibannya dalam pengelolaan sampah. Melalui wahana Sekolah Bersih Sampah Resikplus inilah diharapkan semua pihak lebih mudah belajar untuk memahami peran dan tugasnya masing-masing.

Baca Juga  PGN Dorong Digitalisasi Petani Karet Pagardewa, Pencatatan Panen Kini Lebih Akurat dan Transparan

BACA JUGA:Launching Buku “Naik Level Menjadi Pusat Solusi”, Rudy Indijarto Sugiharto: Saya Ingin Semua Orang Sukses

Pada momen ini pula dikenalkan metode pemilahan dengan plastik warna dari rumah tangga. Ada dua warna plastik yaitu warna hijau dan merah yang harus disediakan penghasil sampah jika ingin berlangganan dengan layanan jasa kelola sampah resikplus. Plastik warna hijau untuk wadah khusus sisa makanan dan sisa masakan (organik), plastik warna merah untuk wadah khusus popok sekali pakai, pembalut, plastik basah bekas kuah, kemasan alumunium foil dan sejenisnya (residu) sedangkan sisa kemasan yang kering dapat diwadahi dengan plastik dengan warna bebas selain merah dan hijau.

Dengan pembedaan warna plastik sejak dari rumah tangga, tentunya akan sangat membantu dalam proses pengolahan sampah selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News