KILASJATENG.ID- Tim Program Penerapan Iptek Pengembangan Kewilayahan (PIPK) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah menggelar pelatihan pengolahan pangan berbahan ubi ungu bagi kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Murakabi Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar, Minggu 1 Oktober 2023 di toko roti Ganep.
Ketua Tim PIPK SV UNS Solo, Rysca Indreswari mengatakan, pihaknya mengadakan pelatihan pengolahan ubi ungu dengan menggandeng toko roti Ganep karena di Desa Puntukrejo mempunyai potensi ubi ungu yang melimpah. Namun, selama ini baru sedikit yang mengolah menjadi makanan.
“Padahal sebagai daerah wisata tentunya menjadi peluang untuk mengembangkan olahan ubi ungu menjadi berbagai oleh-oleh selain dibuat menjadi keripik, timus, gethuk dan lainnya. Sehingga kami pun mengadakan pelatihan ini dengan harapan bisa mengembangkan inovasi ubi ungu,” ucapnya.
Ia menambahkan, ada sebanyak 20 orang anggota UMKM Murakabi Puntukrejo mengikuti Baking Class olahan ubi ungu. Dengan mentor dari Ganep Tradisi Solo mengolah ubi ungu menjadi berbagai makanan yang lezat seperti bolu kukus ubi ungu, bolu oven ubi ungu dan lidah kucing ubi ungu.
“Kegiatan ini didanai oleh hibah kompetisi dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,” lanjutnya.
Selama menjalani berbagai sesi praktek pembuatan olahan ubi ungu, para peserta tampak antusias belajar kepada mentor. Chef dan mentor juga memberikan motivasi kepada UMKM Murakabi untuk mengembangkan olahan ubi ungu di daerahnya. Ganep Tradisi Solo juga membuka peluang kerja sama seluasnya dalam rangka ikut serta memajukan UMKM.
Sementara itu, Ketua UMKM Murakabi, Endang Supriyati berterima kasih akan adanya program ini. Ia berencana akan melanjutkannya dengan adopsi teknologi untuk pembuatan tepung ubi ungu.
“Harapannya UMKM Puntukrejo juga bisa membuat bahan baku tepung ubi ungu. Pembuatan tepung ubi ungu akan membuat banyak pilihan alternatif UMKM Murakabi dalam upaya inovasi pengembangan produk berbasis ubi ungu,” ujar Endang.
Ubi ungu sendiri merupakan salah satu pangan alternatif yang prospektif untuk dikembangkan. Komposisi beta karoten dalam ubi ungu mencapai 15 kali lebih banyak dibandingkan dengan wortel. Antosianin pada ubi jalar ungu telah diteliti lebih stabil dibandingkan antosianin dari buah-buahan dan sayuran lain.
Beta karoten maupun antosianin adalah senyawa antioksidan yang memiliki manfaat dalam pencegahan berbagai penyakit degeneratif karena mampu menstabilkan radikal bebas yang ada di dalam tubuh. Karbohidrat yang terdapat pada ubi jalar ungu termasuk karbohidrat kompleks dengan Glycemic Index yang rendah, sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes.
Selain itu ubi jalar juga dikenal sebagai sumber Fruktooligosaccharide yang merupakan prebiotik untuk makanan bakteri asam laktat dalam pencernaan. Melalui pengolahan yang baik dan benar maka berbagai jenis olahan pangan lokal seperti dari ubi ungu akan lebih menarik dan bergizi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan ubi guna memperkuat ketahanan pangan dari bahan lokal, utamanya dalam menghadapi krisis pangan dunia akibat cuaca ekstrim.
Dalam kenyataannya, komoditi ini masih dianggap sebagai komoditi kelas rendahan dan seringkali dikaitkan dengan kemiskinan dan kekurangan gizi. Namun dengan perkembangan teknologi pengolahan hasil, ubi jalar khususnya ubi jalar ungu, dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang cukup bersaing.*